YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Pernahkah Anda mendengar soal Gumuk Pasir Parangkusumo? Gundukan pasir yang terletak di Kabupaten Bantul ini menjadi kebanggaan warga Yogyakarta. Betapa tidak, gumuk pasir ini hanya ada segelintir jumlahnya di seluruh dunia.
Mayoritas wisatawan hanya tahu bahwa Gumuk Pasir Parangkusumo unik dan bisa digunakan untuk sandboarding. Namun, ada beberapa fakta unik terutama secara geologis yang membedakan Parangkusumo dengan gumuk-gumuk pasir lainnya.
Tipe barchan
Sebelum membahas lebih jauh soal Gumuk Pasir Parangkusumo, ada baiknya kita mengetahui definisi "gumuk pasir" terlebih dahulu. Pemandu dari Jogja Geowisata, Ikramullah Sultana, angkat bicara.
"Gumuk pasir adalah salah satu bentang alam yang proses pembentukannya dipengaruhi angin, terbentuk karena pasir yang menumpuk dalam jumlah besar," papar Ikram, panggilan akrabnya.
Jogja Geowisata adalah operator tur yang mengkhususkan diri pada tempat-tempat wisata yang berkaitan dengan fenomena geologis di DI Yogyakarta. Ikram sendiri merupakan lulusan dari Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Meski namanya Gumuk Pasir Parangkusumo, tulisan besar di gerbang masuknya adalah "Gumuk Pasir Barchan". Rupanya, barchan merujuk pada jenis gumuk pasir tersebut.
"Gumuk pasir tipe barchan memiliki ketinggian 5-15 meter," lanjut Ikram.
BACA JUGA: Gumuk Pasir Barchan dan Parangkusumo, Apa Bedanya?
Gundukan pasir ini berasal dari hasil erupsi Gunung Merapi yang endapannya dibawa oleh sungai-sungai yang bermuara di Pantai Selatan, antara lain Sungai Opak dan Sungai Progo.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan