Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiong Ohang, Kala Alam dan Budayanya Menyapa dari Pedalaman

Kompas.com - 08/11/2016, 05:12 WIB

Tim Redaksi

MAHAKAM HULU, KOMPAS.com - Kabut masih enggan beranjak dari Diang Karing dan Diang Musing. Keduanya adalah sebutan lokal bagi dinding batu karst yang seolah menjadi benteng kampung Tiong Ohang.

Pagi itu dingin masih tersisa dari malam sepi yang baru saja berlalu. Uap panas dari secangkir kopi di Penginapan Putera Apari tak mampu menghalau enggan beranjak dari pagi yang nikmat itu.

Betapa tidak, bermalam di salah satu kampung di Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Hulu ini adalah jaminan merasakan keheningan di kampung suku Dayak. Namun, geliat warga di tepi Sungai Mahakam pagi itu mampu membangkitkan semangat.

Mahakam adalah urat nadi bagi sebagian besar Suku Dayak yang tinggal di sepanjang alirannya. Sama halnya dengan hutan, sungai adalah pemberian pemilik semesta yang harus dihormati.

Tak heran, sepagi itu rutinitas harian diawali dengan berbagai ritual di sungai. Kami pun menyambar kamera, dan pergi mencari spot terbaik untuk memotret.

KompasTravel bersama tiga pejalan lainnya telah lebih dari seminggu menyusuri Mahakam Hulu. Menyaksikan fragmen-fragmen budaya dan tradisi Suku Dayak adalah tujuan perjalanan kami.

KOMPAS.COM/RONNY ADOLOF BUOL Sampan-sampan khas orang Dayak terparkir di tepi sungai Mahakam bagian hulu, Kalimantan Timur.
Dayak punya segudang kearifan yang patut diceritakan. Dan, Long Apari adalah destinasi yang patut dituju. Memasukkan kecamatan ini dalam daftar, merupakan pilihan tepat bagi pejalan yang menyukai tantangan.

Selain perlengkapan traveling yang perlu dibawa, jangan lupa pula menyediakan adrenalin yang cukup serta tenaga yang prima. Perjalanan akan dimulai dari Kota Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.

Kapal Sungai, yang lazim disebut taxi air, menjadi pilihan utama. Butuh waktu sehari semalam untuk sampai di Melak, Kabupaten Kutai Barat. Usai kapal membongkar barang, perjalanan dilanjutkan ke Ujoh Bilang, ibu kota Mahakam Hulu. Semalam lagi diperlukan untuk sampai ke sana.

Namun suguhan pemandangan khas tepi sungai dengan segala aktivitasnya adalah jaminan perjalanan yang patut diraih. Lewati Riam Dari Ujoh Bilang atau Long Bagun, perjalanan sesungguhnya dimulai.

Adrenalin yang disediakan, akan berguna disini. Tentu menyediakan wadah waterproof adalah tindakan bijak. Apalagi untuk peralatan yang anti air. Ada dua pilihan untuk menuju ke Tiong Ohang, menumpangi speed boat dengan kecepatan hingga 400 PK, atau memilih menggunakan long boat yang lebih lambat setengah waktu dari speed boat.

Dengan speed boat waktu tempuh sekitar 4-5 jam, dan untuk long boat dua kali lipatnya. Melawan arus aliran sungai dari hulu, adalah petualangan di sungai yang penuh sensasi. Baik speed boat maupun long boat, akan melewati beberapa arus besar kala bertemu riam.

KOMPAS.COM/RONNY ADOLOF BUOL Rumah penduduk yang khas di Tiong Ohang, Mahakam Hulu, Kalimantan Timur.
Kelihaian motoris yang mengemudikan alat transportasi utama di Sungai Mahakam ini adalah kuncinya. Melawan arus upstream dan menyelinap di antara batu-batu raksasa adalah pengalaman yang tak akan terlupakan.

Beberapa penumpang bersama kami, tak tahan untuk tidak berteriak. Di kala permukaan air sedang naik, beberapa riam akan menjadi ganas. Pun, rintangan kayu-kayu raksasa yang hanyut adalah risiko berikutnya.

Namun saat air surut karena kemarau, perjalanan juga akan terhalang dengan permukaan batu yang menonjol dan siap menghantam badan speed boat. "Yang paling pas, jika airnya sedang-sedang saja," ujar Alex Tekwan, motoris berpengalaman yang membawa kami.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com