Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salju Pertama Tahun Ini di Murodo

Kompas.com - 17/11/2016, 08:00 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Segera jas saya kancing rapat-rapat dan mengenakan sarung tangan serta syal. Saya terabas udara beku minus 2 derajat celcius dari bus menuju stasiun Murodo. Awalnya kami hanya melihat-lihat salju yang turun di sekitar stasiun. Batin saya, kurang menantang kalau hanya di sekitar stasiun. Oleh karena itu, saat kawan Yoko menawari utk pergi ke kolam Mikurigaike, saya terima dengan senang hati, meski saya tak berbekal persiapan yang cukup untuk menahan hawa dingin.

Brrrr... Salju yang deras langsung menyabet muka. Lantaran tak memakai masker, kulit wajah terasa ditusuk jarum-jarum alit, sementara bibir berasa beku dan susah digerakkan untuk berkata-kata.

Setelah berjalan seratusan meter, kami sampai tujuan. Tapi olala... Danau Mikurigaike pun sudah beku. Sudah kepalang beku, kami pun sesaat berfoto di antara bangku-bangku taman yang juga telah diselimuti salju.

Sekujur tubuh telah basah oleh salju. Kami pun bergegas kembali ke stasiun untuk menghangatkan badan dan melanjutkan perjalanan ke Daikanbo (2316 mdpl).

Selain Murodo, Daikanbo juga merupakan cek poin yang menarik di Tateyama Kurobe Alpine Route. Di tempat ini terdapat tempat pengamatan dengan view point yang bagus. Daikanbo berjarak 10 menit perjalanan dengan menggunakan Trolley Bus yang digerakkan dengan listrik melalui terowongan. Kami sempat makan di sini, seraya menikmati lengkung pelangi di lembah Daikanbo. Selanjutnya kami menuju Kurobedaira.

Kurobedaira dicapai dengan menggunakan kendaraan ropeway atau kereta gantung. Jalur kereta gantung ini panjangnya 1,7 km. Tentu saja, naik kereta gantung lebih menyenangkan dibanding naik trolley bus atau cable car. Di dalam kereta gantung kita bisa melihat pucuk-pucuk pohon, lengkung cakrawala, dan juga danau di bawah sana. Tidak seperti ketika naik trolley bus atau cable car yang melewati terowongan gelap.

Kurobedaira sendiri mirip seperti Daikanbo, yang juga memiliki view point indah. Tapi kami tak lama di sini. Sebab, selain hari sudah sore, kami harus melanjutkan perjalanan ke Nagano untuk menginap di sana.

Perjalanan dilanjutkan menggunakan kereta listrik yang menurun curam di dalam terowongan, sebelum akhirnya sampai di Kurobe dam. Bendungan ini menampung 200j juta m3 dan difungsikan untuk menggerakkan pembangkit listrik yang menyuplai listrik untuk daerah Kansai, Jepang Barat.

Lumayan lama kami di sini. Selain berjalan-jalan di sekitar bendungan, kami juga sempat mengitari waduk dengan kapal mesin selama setengah jam. Ongkos naik kapal 1080 yen atau setara dengan seratus ribu rupiah.

Sempat saya bertanya-tanya, kenapakah pembangkit listrik tidak nampak di skeitar bendungan. Petugas bendungan bilang,
pembangkit listrik berada di bawah tanah sedalam 200 meter.

Lalu petugas itu pun bercerita, jika musim salju tetap ada air untuk menggerakkan turbin. "Permukaannya saja yang beku," kata Yoko menerjemahkan kalimat petugas bendungan. Luas bendungan 160 x tokyo dome. Yoko pun menambahkan,
bendungan ini dibuka 16 April sampai 30 November. Di luar itu ditutup karena salju menutupi wilayah ini.

Proses pembangunan bendungan ini selama tujuh tahun, dari tahun 1956 hingga 1863. Melibatkan 10 juta pekerja, dan yang meninggal sebanyak 171 orang.

Hari sudah mulai petang saat kami meninggalkan bendungan Kurobe menuju Ogizawa, stasiun kereta terakhir untuk kami melanjutkan perjalanan menggunakan bus menuju Nagano. Pkl 17.09 kami tiba di kota Nagano. Perjalanan dari stasiun Ogizawa sekira 1,5 jam tidak kami nikmati dengan baik. Penat dan kantuk jadi satu. Oahemmmmm.... Tidur adalah pilihan yang tepat untuk menghemat tenaga untuk beberapa acara lagi di muka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com