Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Somba Opu, Ikon Tua yang Berkilau

Kompas.com - 17/11/2016, 17:03 WIB

”Saat itu banyak penjual emas, tetapi menyebar di berbagai tempat. Lalu Patompo mengumpulkan mereka di Jalan Somba Opu. Sebenarnya sejak zaman kolonial, Makassar sudah terkenal dengan emas. Saat itu, Makassar punya dua komoditas unggulan dalam perdagangan, yakni emas dan beras,” kata sejarawan Universitas Hasanuddin, Edward Poelinggomang.

Edward menjelaskan, sejarah emas di Makassar bermula saat Gorontalo yang menjadi penghasil emas berada di bawah koloni Mandar (Sulawesi Barat). Saat Mandar berada di bawah pengaruh Gowa, emas-emas ini kemudian dipasok ke Kerajaan Gowa. Dalam beberapa bagian isi Perjanjian Bongaya, emas juga disebut sebagai yang harus diserahkan.

”Emas di Makassar juga mendapat pengaruh dari Tiongkok karena saat Belanda membuka hubungan dengan Tiongkok, beberapa komoditas yang dibawa masuk adalah emas, porselen, dan sutra. Sejumlah pendatang Tiongkok kemudian membuka toko emas di sekitar Pelabuhan Makassar, yang sekarang menjadi Jalan Sulawesi,” kata Edward.

Adapun Somba Opu dahulu adalah bagian dari kawasan Boulevard. Kawasan ini tak jauh dari Wilhelmina Park, tempat orang- orang atau pembesar Belanda menikmati matahari tenggelam. Seiring perkembangan, kawasan ini menjadi permukiman dan tempat usaha, seperti percetakan dan tukang jahit.

Sejak 1970, kawasan ini akhirnya menjadi pusat perdagangan emas dan sebagian oleh-oleh. Somba Opu kini punya dua peran, yakni pusat bisnis sekaligus wisata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com