Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Istana Matsumoto ke Jalan Kodok

Kompas.com - 21/11/2016, 12:58 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Akses15 menit berjalan kaki dari stasiun Matsumoto

Jalan Kodok

Puas menyaksikan jejak masa lalu Monarki Jepang, kami pergi ke sebuah perkampungan tua yang tak jauh dari Istana Matsumoto. Di perkampungan ini melintas jalan yang legendaris, namanya Nawate-Dori yang juga dikenal dengan seburan Jalan kodok. Di sana terdapat deretan gudang Nakamachi yang dindingnya terbuat dari tanah, serta toko-toko dan restoran yang unik.

Kawasan ini telah bertahan selama puluhan tahun, bisa terlihat dari gaya bangunan yang masih dipertahankan hingga kini. Nawate-d?ri terkenal dengan ikon kodok, bisa dijumpai juga beberapa patung kodok yang lucu di sekitar kawasan ini. Kenapa kodok? tentu ada cerita di balik itu. Mitosnya sih kodok itu berasal dari sungai di sebelah jalan ini. Kodok disimbolkan akan menjadi penolong dan pemberi keselamatan terhadap orang yang dicintai. Setelah kodok tersebut tak lagi dijumpai di sungai, masyarakat setempat membuat patung kodok untuk dijadikan simbol Nawate-dori.

Selain terkenal akan mitos dan ikon kodok, Nawate-d?ri juga terkenal dengan satu jenis makanan/cemilan yang dijual di sini. Sembei merupakan crackers yang terbuat dari tepung beras, rasanya beragam mulai dari asin hingga pedas. Di sini juga terdapat sebuah kedai yang menjual makanan ringan seperti Taiyaki Furusatoatau pancake berbentuk ikan yang berisi selai kacang/sari kedelai. Kalau mau ngopi-ngopi cantik, di Nawate-d?ri juga ada Sweet Cafe yang telah berada di sana dari tahun 1923! Selain makanan, di Nawate-d?ri juga ada yang menjual souvenir, buku bekas, sayuran, bunga dan barang-barang antik.

Di sini juga masih berdiri dengan anggun kuil kuno pemeluk Agama Shinto. Shinto secara harfiah bermakna "jalan/jalur dewa", adalah sebuah agama yang berasal dari Jepang. Dari masa Restorasi Meiji hingga akhir Perang Dunia II, Shinto merupakan agama resmi di Jepang. Di kuil ini tampak banyak warga Jepang beribadah, termasuk anak-anak sekolah yang dibimbimg oleh guru mereka.

Waktu terus berdetak. Tak terasa matahari sudah di atas kepala. Sementara kami masih harus mengunjungi dua tempat wisata lagi. Perkebunan Daio Wasabi dan Kamakochi. Perut memang sudah mulai keroncongan akibat naik turun di Istana Matsumoto, tapi sayang benar melewatkan makan siang di Perkebunan Daio Wasabi. Maka, dengan rasa penasaran ingin mencicipi masakan serba wasabi, kami tahankan lapar di sepanjang perjalanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com