Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monumen Pembaptisan Pertama Orang Olilit di Saumlaki, Maluku

Kompas.com - 10/12/2016, 07:05 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

SAUMLAKI, KOMPAS.com - Lebih dari seabad lalu tepatnya tahun 1910, Pastor Clerk dan Capres mendarat di Desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan, Saumlaki, Maluku Tenggara Barat. Misi mereka adalah menyiarkan agama Katolik di Pulau Yamdena dan Tanimbar secara keseluruhan.

Di sisi lain Pulau Yamdena, kabar pembaptisan pertama orang Olilit tersiar pada 14 Agustus 1913. Kabar tersebut datang dari Pastor Mathias Nieuwenhuis dan lalu disampaikan ke negeri Belanda.

Para misionaris yang datang jauh-jauh dari Negeri Kincir Angin pun gembira. Sejak itu mulailah pewartaan misi gereja di Tanimbar.

Dengan beredarnya kabar itu, para pastor mulai meneruskan penyebaran agama ke desa-desa lain sampai ke Tanimbar Utara dan Fordata. Kisah itu adalah bagian dari catatan sejarah yang terekam dalam materi promosi Dinas Pariwisata dan Usaha Ekonomi Kreatif Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2016. 

KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO Bentuk peringatan pembaptisan pertama di Desa Olilit itu kini diwujudkan dalam sebuah rupa patung. Patung pastor berdiri dikelilingi patung lima orang Desa Olilit duduk bersimpuh. Sang Pastor digambarkan mengenakan jubah hitam dengan kain putih yang menjuntai di bahunya.

Bentuk peringatan pembaptisan pertama di Desa Olilit itu kini diwujudkan dalam sebuah rupa patung. Patung pastor berdiri dikelilingi patung lima orang Desa Olilit duduk bersimpuh. Sang Pastor digambarkan mengenakan jubah hitam dengan kain putih yang menjuntai di bahunya. Ia tampak sedang menuangkan air suci ke kepala orang Olilit dalam upacara pembaptisan.

Sementara empat orang Olilit lainnya berdiri mengelilingi pastor. Mereka berdiri di pinggir kolam yang berjarak sekitar dua meter dari tempat pembaptisan. Di pinggir lautlah mereka pertama kali dibaptis.

KompasTravel sempat mengunjungi Monumen Kristus Raja dalam kegiatan "Pengembangan Promosi Daerah Tahun 2016" atas undangan Kantor Perwakilan Pemerintah Daerah, Kabupaten Maluku Tenggara Barat pada Kamis (8/12/2016) siang. Monumen Pembaptisan Pertama adalah obyek wisata kedua yang KompasTravel sambangi setelah bertandang ke Monumen Kristus Raja.

Kepala Kantor Perwakilan Pemerintah Daerah, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Ruben Benharvioto Moriolkossu (43) mengatakan Monumen Pembaptisan Pertama adalah penanda sejarah pembaptisan Katolik pertama di Tanimbar. Desa Olilit sendiri, lanjutnya, dikenal sebagai desa Katolik paling tua di Maluku Tenggara Barat.

"Dulu itu pastor datang ke Olilit jalan kaki. Dia mau pergi ke sumur dan bertemu orang Olilit yang juga ada di sumur. Orang Olilit kira pastor itu musuh, bahkan sempat ingin dibunuh," cerita Ruben kepada KompasTravel.

KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO Monumen Pembaptisan Pertama dibangun setelah peringatan 100 tahun masuknya agama Katolik.

Sumur yang dimaksud Ruben adalah tempat monumen orang Olilit yang mengelilingi pastor. Terdapat sumur yang menyerupai kolam dengan kedalaman sekitar 1,5 meter. Ada pipa di dalam kolam tersebut.

"Itu kalau air laut pasang, bisa dikasih masuk airnya. Jadi seperti sumur," ujar Ruben.

Monumen Pembaptisan Pertama dibangun setelah peringatan 100 tahun masuknya agama Katolik. Pemerintah Daerah Maluku Tenggara Barat membangun monumen itu dengan tujuan yang sama dengan Monumen Kristus Raja.

"Dibuat untuk wisata rohani turis lokal dan mancanegara," jelasnya.

Monumen Pembaptisan Pertama berada di pinggir Pantai Olilit Timur. Dari pusat kota, Monumen Pembaptisan Pertama berjarak sekitar lima kilometer. Tak ada pungutan biaya untuk bisa melihat monumen itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com