JAKARTA, KOMPAS.com - Liburan ke suatu tempat rasanya kurang lengkap jika tak melihat matahari terbenam atau sunset saat senja. Begitu pula di Jepang.
Salah satu lokasi yang terkenal di Jepang untuk menikmati sunset adalah di Washuzan Observatory di Kojima, Kurashiki, Prefektur Okayama.
Jembatan Seto-Ohashi dan laut Pedalaman Seto menjadi pelengkap sunset.
Jembatan Seto-Ohashi adalah salah satu karya besar arsitektur Jepang. Jembatan itu mulai dibangun tahun 1978 dan beroperasi tahun 1988.
Jembatan sepanjang 13,1 kilometer itu adalah jembatan double decker. Pada bagian atas merupakan jalur tol untuk kendaraan roda empat atau lebih dan bagian bawah terdapat jalur kereta api cepat Shinkansen.
(BACA: Jepang Tak Hanya Tokyo, Ini Alasan untuk Berkunjung ke Okayama)
Jembatan Seto-Ohashi adalah satu dari tiga jembatan yang menghubungkan Pulau Honshu dan Shikoku.
Di perjalanan, pemandu kami bercerita sejarah dibangunnya jembatan tersebut.
Pada 1955, terjadi bencana tabrakan kapal feri Shiun Maru dengan kapal Ukon Maru di lepas pantai Takamatsu di Laut Dalam Seto.
Sebanyak 171 orang tewas dalam peristiwa itu. Sekitar 100 orang di antaranya anak sekolah yang tengah menikmati karya wisata.
Tragedi itu yang mendorong pemerintah Jepang untuk menghubungkan pulau-pulau besar dengan jembatan atau terowongan berapa pun biayanya.
Bus juga melewati empat terowongan yang menembus gunung. Saya menikmati panorama selama perjalanan.
Rombongan kami tiba sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Begitu keluar dari bus, udara dingin sekitar 10 derajat celcius langsung menyambut. Embusan angin bisa membuat menggigil.
Jadi, pastikan memakai jaket tebal jika ingin berkunjung pada musim dingin seperti saat ini.
Menuju lokasi pengamatan, pengunjung harus berjalanan menanjak sekitar 100 meter dari lahan parkir.
Saya semringah begitu pertama kali melihat pemandangan di depan mata saat sampai di Washuzan Observatory. Ekspresi sama terlihat dari wajah turis lainnya.
Hamparan Laut Pedalaman Seto, pulau-pulau kecil, langit senja dan bentangan jembatan Seto-Ohashi di arah barat terlihat tanpa halangan dari ketinggian di pegunungan Washuzan.
Sesekali, kapal berlayar di bawah jembatan dan burung terbang melintas di langit.
Awalnya, saya sedikit kecewa karena matahari masih tertutup awan. Langit masih biru. Lama kelamaan, langit berubah menjadi jingga begitu matahari muncul dari balik awan. Indah.
Di lokasi pengamatan itu disediakan bangku jika ingin menikmati keindahan lanskap alam dan siluet jembatan Seto-Ohashi sambil duduk rileks. Ada pula teropong untuk melihat lebih dekat.
Pada musim dingin, melihat matahari tenggelam dari Washuzan dilakukan sebelum pukul 17.00 waktu setempat. Pasalnya, pada pukul 17.00, matahari sudah tenggelam.
Pada malam hari tak kalah indah. Jembatan bercahaya setelah lampu-lampu dinyalakan. Jangan lupa kamera yang cukup mumpuni untuk merekam momen Anda.