Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Panjang Biji Kopi hingga ke Cangkir Anda

Kompas.com - 16/12/2016, 16:07 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menyesap aroma lalu menyeruput kopi kini bak ritual wajib bagi kalangan anak muda. Di sela-sela kesibukan, mereka selalu punya waktu untuk mengunjungi kedai-kedai kopi.

Begitu masuk ke kedai, aroma kopi kian menggiurkan untuk segera dicecap. Di balik itu, ternyata setiap tetes kopi yang masuk ke tenggorokan punya perjalanan yang panjang.

Begitulah yang disimpulkan oleh Wakil Ketua Badan Perwakilan Daerah Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia Jawa Tengah Moelyono Soesilo. Ia menyebutkan bahwa biji kopi memiliki perjalanan panjang hingga tersaji ke dalam cangkir.

"Kalau kita mau berbicara tentang biji kopi, itu perjalanannya panjang. Dari benih sampai siap panen itu tiga tahun," jelas Moelyono kepada KompasTravel seusai acara Opening Moment Creative Collaborative Cozyfield & Viva Barista di Mal Pondok Indah 1, Jakarta, Kamis (15/12/2016).

BACA JUGA: Yakin Kopi yang Anda Minum Terbuat dari Biji Pilihan?

Proses tiga tahun tersebut berlaku jika kopi mulai ditanam mulai dari benih. Dia menyebut pada tahun kedua biasanya bunga kopi sudah siap berbuah.

"Tahun ketiga itu sudah mulai menghasilkan buah kopi. Mulai dari pembungaan sampai bisa panen dalam kondisi biji merah, butuh waktu 8-10 bulan lamanya. Itu tergantung dari cuaca, ketinggian, dan faktor lainnya," tambahnya.

Perjalanan biji kopi dari seusai panen belum berakhir. Moelyono menyebut setelah panen, biji kopi akan memasuki tahap pengolahan.

"Selanjutnya ada proses basah dan proses kering. Nah, mau pilih yang mana terserah," tambahnya.

BACA JUGA: Begini Cara Membedakan Kopi Asli dan Oplosan

Dalam pengolahan biji kopi secara basah, akan dipilih (sorting) buah yang mulus dan berwarna merah sebagai buah kopi superior. Kemudian dilakukan pengupasan kulit, fermentasi, pengeringan, pengupasan kulit tanduk, dan dipilah untuk tahap akhir.

Sementara itu, dalam proses kering, kopi akan mengalami proses pemilihan buah yang berkualitas, yakni berwarna merah. Setelah itu, biji kopi akan dijemur selama dua minggu, lalu dikupas kulit buah dan tanduk. Kemudian dipilah untuk mendapatkan biji kopi yang bebas dari sisa kulit buah, tanduk, biji pecah, dan kotoran lainnya hingga dikeringkan kembali.

"Sampai kopi siap dikupas bijinya itu butuh waktu sampai 2-3 minggu. Selanjutnya sortir, kita tentukan ukuran kopinya apakah itu Large, Medium, atau Small. Kemudian dari proses itu masuk ke tingkat sangrai. Setelah itu biji kopi siap didistribusikan," ujarnya.

BACA JUGA: Kisah Pilu di Balik Secangkir Kopi Kawa Khas Payakumbuh

 

Ia mengatakan, dari proses panen sampai kopi siap disangrai saja sudah memakan waktu 1-1,5 bulan. Moelyono menjelaskan, biji kopi yang disangrai tersebut sebelumnya berwarna hijau (green bean).

Setelah proses sangrai biji kopi atau roasting, proses selanjutnya adalah menggiling. Biji kopi akan digiling menjadi bentuk bubuk. Proses terakhir adalah menyeduh bubuk kopi yang telah digiling. Proses ini biasanya disebut dengan nama brewing.

Begitu kompleksnya proses untuk mendapatkan secangkir kopi. Perjalanan panjang biji kopi terus berlanjut. Panen kopi biasanya dilakukan sekali setiap tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com