Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pohon Purba di Lombok Timur

Kompas.com - 24/04/2017, 19:02 WIB

"KITA mampir di obyek wisata pohon purba ya," ujar seorang rekan fotografer seusai liputan dampak banjir di Desa Sembelia, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Minggu (12/2/2017) siang.

Lokasi pohon terletak di Dusun Permatan, Desa Gunung Malang, Kecamatan Pringgabaya, di jalur transportasi lingkar utara Pulau Lombok.

Obyek rekreasi itu berupa deretan tegakan pohon setinggi 40 meter hingga 50 meter.

”Pohon-pohon itu biasanya media tumbuh kembang koloni lebah, dan buahnya menjadi makanan burung dara hutan,” tutur Indriyatno, dosen Fakultas Pertanian Universitas Mataram di Mataram, Lombok.

Pepohonan tinggi itu berada di lahan seluas 4 hektar dan dimiliki 4 orang meskipun yang dikembangkan menjadi obyek wisata sekitar 1,5 ha.

”Dulu lokasi pohon itu adalah hutan tutupan,” kata Dani Mukarrom, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kehutanan Nusa Tenggara Barat (NTB).

(BACA: Tahun 2019, Club Med Buka di Lombok)

Areal itu sempat dijadikan budidaya kapas pada tahun 1970-an. Pada tahun 1982 areal ini dialihstatuskan untuk kegiatan tanaman perkebunan, lalu diserahkan kepemilikannya kepada perseorangan.

”Pemerintah Kabupaten Lombok Timur mencoba membelinya untuk dijadikan areal konservasi mengingat pohon itu sangat langka. Namun, sampai sekarang belum terwujud. Empat pemiliknya ingin menjadikan lokasi itu sebagai lokasi wisata,” ujar Dani.

Menurut Dani, terdapat 40 pohon di areal itu. Jumlah pepohonan belum termasuk di pinggir jalan, baik yang tumbuh subur maupun yang tumbang akibat angin kencang dan ditebang, karena batangnya keropos dan lapuk.

(BACA: Ayam Plecing di Lombok Ini Memang Mantap!)

Berjarak sekitar 75 kilometer arah timur Mataram, ibu kota NTB, areal pohon purba bagaikan belantara mini.

Para pengunjung di antaranya fotografer, muda-mudi, dan para keluarga yang datang untuk mengisi liburan sekalian berfoto-foto dengan menggunakan telepon genggam.

Dengan beragam gaya, pengunjung beranjak dari pohon ke pohon lain berpotret ria dengan latar belakang pohon-pohon raksasa.

Akar pohon purba itu mencapai sekitar 170 sentimeter. Lingkar batang bawahnya sebesar pelukan tiga hingga empat lengan orang dewasa, batangnya mirip batang pohon kapuk randu, berlekuk menyerupai gelampir leher sapi. Namun, batangnya licin sehingga pohon sulit dipanjat.

Langka

Masyarakat menyebut pohon purba (Ficus albipila) itu pohon lian karena tidak ada di tempat lain. Konon pohon itu hanya ada di Australia, Afrika, dan Dusun Permatan.

Ini merujuk cerita berbagai versi, yakni bijinya dibawa burung yang terbang dari benua lain atau hanyut ke Lombok akibat tsunami di perairan Australia ratusan tahun silam.

Rohandi, Pelaksana Tugas Kepala Desa Gunung Malang, mengatakan, pohon itu berusia 350 tahun. ”Menurut kakek buyut saya, pohon ini sudah ada sebelum Pemerintah Belanda,” kata Rohandi.

Tegakan pohon itu kini acapkali menjadi obyek pembuatan video klip band-band lokal dan foto persiapan pernikahan calon pengantin.

Sebanyak 900 pengunjung datang ke lokasi pohon setiap Minggu. Pengunjung hanya membayar parkir Rp 5.000 per sepeda motor dan Rp 10.000, baik untuk mobil
maupun bus, memasuki areal itu.

Dari areal itu, pengunjung bisa ”cuci mata” menyaksikan panorama sawah dan kebun yang menghijau, atau menikmati sebagian kaki Gunung Rinjani (3.726 meter di atas permukaan laut) yang terhalang Bukit Gunung Malang. Pengunjung bisa pula berjalan-jalan di bawah pohon menikmati suasana sejuk, rindang, dan teduh.

Menyaksikan deretan tegakan pohon ini terbawa ke film laga, atau suasana belantara dalam film Jurassic Park. (KHAERUL ANWAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com