Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Holat di Rantau Prapat

Kompas.com - 08/05/2017, 10:16 WIB

Sebelum dijadikan anyang, ayam lebih dulu diungkep dengan sejumlah bumbu baru dipanggang. Setelah dipanggang, ayam disuwir-suwir dicampur dengan kelapa parut sangrai, santan, dan jantung pisang. Rasanya gurih.

Warung Holat Bu Dedek juga menyediakan sambal tuk-tuk, sambal cabai rawit dengan ikan panggang yang disuwir-suwir yang dicampur di dalamnya bersama perasan jeruk nipis. Rasanya paduan antara asam dan superpedas.

Dalam satu hari, Lukman menghabiskan ikan 15 kilogram. Harganya pun sangat terjangkau, Rp 18.000 untuk satu piring anyang, holat, dan sambal tuk- tuk. ”Harganya sama,” kata Lukman.

Harga yang terjangkau dan rasa yang enak itu membuat warung-warung tradisional pun tak pernah sepi pembeli.

Lukman, anak muda yang baru empat tahun terakhir membangun warung makan tradisional itu, menunjukkan bahwa warung makan khas tetap dicari orang. (AUFRIDA WISMI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Februari 2017, di halaman 27 dengan judul "Holat di Rantau Prapat".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com