LUMAJANG, KOMPAS.com - Air Sungai Betoto langsung membasahi sekujur badan begitu ban memasuki jeram pertama. Sungai ini lebih dikenal dengan sebutan Tempuran. Lokasinya di Desa Tempuran, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Riak memuncrat ke arah wajah. Raga terombang-ambing pertanda petualangan sungai sejauh empat kilometer dimulai.
Siang itu, suara teriakan bercampur gelak tawa rekan-rekan jurnalis dari Jakarta tak henti-hentinya terdengar. Salah satunya Erwin Gumilar, jurnalis dari Majalah Venue. Ia sempat terjerembab saat melewati jeram pertama.
(BACA JUGA: Serunya Menjelajahi Dasar Air Terjun Tumpak Sewu di Lumajang)
"Ha ha ha.. Win kenapa lo?" teriak beberapa rekan sambil tertawa di tengah derasnya sungai.
Dengan sigap para pemandu kegiatan river tubing langsung menolong Erwin. Lalu, petualangan berlanjut. Pohon-pohon bambu di pinggir sungai nan teduh mengiringi kami.
"Tangannya bisa digunakan untuk mengarahkan," kata salah seorang pemandu mengingatkan.
Bayang-bayang ketakutan ketika menerjang jeram terbayar lunas dengan keseruan dan keindahan alam di sekitar Sungai Tempuran. Udara yang sejuk, bening dan dinginnya air, hijaunya daerah sempadan sungai, dan keramahan pemandu adalah jawabannya. Selain itu, keseruan-keseruan lain seperti lompat dari tebing juga bisa dicoba saat menyusuri Sungai Tempuran.
"Ayo Mas, lompat," ujar seorang pemandu kepada kami untuk mencoba.
Atraksi lompat tebing bisa dicoba di Pos 1 Sungai Tempuran. Di Pos 1 itu juga kami diberikan kesempatan untuk beristirahat. Kami bisa sejenak minum air mineral sebelum meneruskan perjalanan.
Meski berhasil melewati jeram, ada hal menarik yang teringat. Wajah-wajah tegang, teriakan, dan tangan yang memegang erat ban adalah pemandangan yang lazim terlihat. Begitupun teriakan yang terus terdengan hingga titik akhir pengarungan yakni sebuah jembatan.
Kami dijemput dengan sebuah mobil pick-up. Titik akhir penjelajahan Sungai Tempuran ada di Desa Kemuning di Kecamatan Lumajang. Kemudian kami kembali ke titik awal base camp river tubing.