"Pertama coba dua liter, terus lima liter nasi, eh habis nasi uduknya. Akhirnya pindah ke mari (tempatnya yang sekarang)," kata Udin yang memiliki lima saudara kandung.
Dulu, ia berjualan tak jauh beberapa meter dari tempatnya sekarang. Hingga, akhirnya ia mendapatkan izin dari pemilik toko yang ada di belakang warung nasi uduknya.
Dari tahun 1986 hingga 1990, warungnya tak bernama. Pada suatu ketika, pelanggannya menyarankan untuk memberikan nama lantaran kesulitan menemukan warungnya.
"Orang-orang bilang kasih merek aja dah (nasi uduknya). Namanya siapa tuh ya saya tanya. Nama babeh apa Udin. Akhirnya Udin aja dah yang mudaan," ucap Udin sambil tertawa.
Resep nasi uduk dari ibunya ia pelajari hingga saat ini. Pembantunya pun telah menguasai resep nasi uduk peninggalan sang almarhumah.
Kini, ia bisa menghabiskan hingga 50 liter nasi uduk setiap hari bila ramai pembeli. Pengunjungnya pun hadir dari sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi serta mancanegara.
Warung Nasi Uduk Bang Udin terletak di Jalan Palmerah Barat, Jakarta Barat. Warung ini buka mulai pukul 17.00 - 00.30 WIB.
Pembeli bisa memilih nasi uduk dengan semur jengkol, telur, kentang, tempe, dan tahu; kari tempe, telur, dan tahu; juga rendang ati ampela dan telur. Ada pilihan lain seperti bakwan udang goreng, ayam goreng, pepes ikan teri, dan perkedel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.