BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sejumlah atraksi wisata budaya digelar di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur selama libur Lebaran.
Salah satunya adalah tradisi Barong Ider Bumi, tradisi warga Desa Kemiren yang merupakan salah satu basis Suku Using, masyarakat asli Banyuwangi.
Tradisi yang digelar untuk mengusir bencana (bala) dari desa ini dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Senin (26/6/2017).
Pembukaan acara ditandai dengan penarikan ketupat luar berisi beras kuning.
(BACA: Menpar Targetkan Banyuwangi Jadi Tujuan Wisata Dunia)
Bupati Anas mengatakan, tradisi ini adalah budaya yang hidup di masyarakat yang terus dilestarikan setiap tahunnya.
"Salah satu ciri Banyuwangi Festival sebagai sarana promosi wisata Banyuwangi adalah berakar pada budaya setempat. Saat daerah lain membawa tema global ke tingkat lokal, Banyuwangi justru sangat bangga memperkenalkan budaya lokal ke tingkat global. Kami ingin masyarakat luas tahu berapa agungnya tradisi lokal ini," kata Anas saat membuka acara tersebut.
(BACA: NAM Air Layani Penerbangan Jakarta-Banyuwangi)
(BACA: Barong, Teater Tradisional Desa Kemiren Banyuwangi yang Masih Bertahan)
Menurut Anas, Desa Kemiren adalah salah satu desa di Banyuwangi yang pengembangan budayanya tumbuh luar biasa. Di desa ini sudah tumbuh homestay dan sejumlah tempat kuliner yang dipadukan dengan aktivitas sanggar seni.
"Aktivitas mendukung pariwisata sudah mulai tumbuh. Sangar-sanggar seni hidup. Ibu-ibu bahkan banyak sudah banyak yang mendapat orderan seiring dengan makin diminatinya masakan khas Banyuwangi. Masyarakat Kemiren sudah siap menyambut wisatawan di sini," kata Anas.
Menurut Arief, apa yang dilakukan masyarakat Desa Kemiren dengan mengangkat tradisinya sebagai atraksi budaya ini sudah tepat untuk pengembangan pariwisata.
"Desa Kemiren sudah bagus untuk atraksi budayanya. Ini penting, karena wisatawan yang datang ke Indonesia, 60 persennya tertarik budaya," kata Arief.
(BACA: Uniknya Tradisi Barong Ider Bumi dari Desa Kemiren Banyuwangi)
Dalam kesempatan itu, Arief juga menyerahkan bantuan barong dan seperangkat gamelan untuk warga Desa Kemiren.
"Bantuan barong tadi saya serahkan ke BUMDes, karena memang desa ini basisnya budaya. Budaya harus dilestarikan bila memang akan dikembangkan menjadi atraksi. Budaya harus dilestarikan karena akan menyejahterakan," jelas Arief.
Tentu saja juga ada barong yang ikut berkeliling desa, yang memang diyakini bisa mengusir bencana. Saat berada di sisi barat perbatasan desa, mereka bersama warga turut berebut pisang sebagai tanda keberkahan.
Selanjutnya mereka naik kuda, kembali menuju timur batas desa untuk melakukan kenduri massal sebagai penutup tradisi tersebut. Menu kendurinya pun khas masyarakat Using, yakni pecel pitik.
Tradisi tersebut menarik perhatian sejumlah wisatawan asing yang sedang berlibur di Banyuwangi.
"Sangat menarik, ini pengalaman baru bagi saya. Meski di negara saya banyak karnaval, tapi yang menarik dan setradisional ini tidak ada di negara kami," kata Janne. (Surya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.