Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tergerus Zaman, Kisah Panji Mulai Dilupakan

Kompas.com - 07/08/2017, 22:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Memperingati HUT ke-50 ASEAN, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Festival dan Seminar Budaya Panji di Museum Wayang di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat pada 4-6 Agustus 2017.

Seminar menghadirkan sejumlah tokoh dan akademisi lintas budaya serta mementaskan sejumlah pertunjukan seni dan pameran karya sastra, naskah kuno dan kreasi seni rupa.

Pengamat Budaya sekaligus penggagas dan pembicara kunci dalam Seminar Sastra dan Budaya Panji, Prof Dr Ing Wardiman Djojonegoro menjelaskan, cerita Panji mengisahkan percintaan dan peperangan antara kerajaan Jenggala dan Panjalu.

"Sebelum pecah, Jenggala dan Panjalu merupakan satu kerajaan besar bernama Panjalu (Kediri) yang dipimpin oleh Airlangga, berkuasa pada 1042-1222 di Jawa Timur. Kisah Panji dengan tokoh sentral Inu Kertapati dan Galuh Chandrakirana memiliki banyak versi dan tersebar hingga ke wilayah Asia Tenggara," katanya dalam siaran pers kepada KompasTravel, Senin (7/8/2017).

Wardiman memaparkan, begitu luar biasa keunikan sastra dan budaya Panji, Perpustakaan Nasional bersama Malaysia, Kamboja, British Library, dan Leiden Universiteit telah mendaftarkan naskah Panji sebagai Ingatan Kolektif Dunia untuk kategori naskah kuno atau Memory of the World di UNESCO yang hasilnya akan diketahui Oktober 2017.

Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan, cerita Panji memiliki keunikan karena pengarangnya banyak, dengan berbagai versi dan diwarnai dengan budaya daerah serta disampaikan kembali dalam berbagai bahasa daerah di berbagai daerah di sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara.

"Keunikan dan kepopuleran Panji menjadi inspirasi munculnya bentuk seni lain seperti tari, wayang, topeng, maupun seni rupa," katanya.

Akan tetapi, menurut Hilmar, kisah Panji sudah mulai dilupakan orang seiring dengan perkembangan zaman. "Oleh karena itu sangat baik untuk mengangkat kisah ini sebagai upaya untuk membangkitkan kembali sekaligus merevitalisasi budaya Panji," katanya.

Hilmar menjelaskan perhelatan ini mengambil tema “Kebangkitan Budaya Panji” di mana di dalamnya terkandung semangat untuk menggelorakan kisah Panji sebagai warisan budaya penguat identitas kawasan.

"Perhelatan festival ini juga sebagai upaya mengangkat kearifan lokal Nusantara dan membangun karakter bangsa dengan menggali nilai-nilai kepahlawanan yang terdapat dalam cerita Panji sekaligus sebagai media untuk mempromosikan budaya bangsa," katanya. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com