Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tanah Abang, dari Kebun Palem hingga Pusat Grosir

Kompas.com - 09/11/2017, 18:20 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasar Tanah Abang merupakan salah satu pusat perbelanjaan grosir terbesar di Jakarta. Tidak hanya itu, pasar tersebut juga telah mengalami beberapa perubahan sejak dibangun pertama kali hingga saat ini.

Pasar Tanah Abang yang dulu dikenal dengan Pasar Sabtu berdiri sejak tahun 1735. Yustinus Vinck adalah sosok yang dikenal sebagai pendiri pasar perdagangan ini atas izin dari Gubernur Jenderal Abraham Patramini.

(Baca juga: Cerita Para Pedagang tentang Pasar Tanah Abang Tempo Dulu... )

Tak hanya dikenal dengan Pasar Sabtu, kabarnya orang-orang Belanda saat itu juga memanggilnya De Nabang. Sebab, di sana konon terdapat banyak pohon nabang atau pohon palem yang tertanam di sekitar kawasan itu. Kemudian, masyarakat Batavia mulai merubah panggilan pasar tersebut menjadi Tenabang.

Sementara itu, Pendiri Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan, bercerita, Pasar Tanah Abang dulu pernah menjadi pasar hewan, salah satu hewan yang banyak dijual ketika itu adalah kambing.

Suasana Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Kamis (9/11/2017).KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Suasana Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Kamis (9/11/2017).
Kemudian, seorang penulis, Abdul Chaer, pun menggambarkan Tanah Abang dalam bukunya yang berjudul Tenabang Tempo Doeloe (2017).

Chaer dalam bukunya menceritakan bagaimana kawasan Tanah Abang yang semula merupakan lahan yang rimbun juga asri.

(Baca juga: Kurma Termurah hingga yang Termahal di Tanah Abang )

Zaman dulu, tanah di Jakarta dikuasai oleh Belanda. Pada tahun 1648, seorang kapitan China bernama Phoa Beng Gam meminta izin dari kongsi dagang Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC) untuk membuka lahan di Tanah Abang yang kini masuk wilayah Jakarta Pusat untuk dijadikan kebun.

"Setelah lahan dibuka, dia buat kebun tebu, dengan kanal dan pabrik gulanya. Dulu gula komoditas yang baik dan menguntungkan," kata Chaer.

Suasana Pasar Tanah Abang arah Jatibaru, Senin (30/10/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Suasana Pasar Tanah Abang arah Jatibaru, Senin (30/10/2017).
Maka dari itu, jika Anda sadari, di kawasan Tanah Abang banyak nama jalan yang diawali dengan kata kebun, yang disesuaikan dengan identitas masa lalunya.

Tanah Abang ketika itu merupakan hamparan perkebunan mulai dari kacang, jahe, melati, nanas, sirih, hingga kebun sayur-mayur.

Sampai pada akhirnya Vinck mendirikan Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen. Namun, lima tahun setelah pasar itu bediri, pada tahun 1740 terjadi kerusuhan, Belanda membunuh orang-orang China, merampas harta benda mereka, dan membakar kebun-kebun mereka.

"Tanah Abang lesu, pasar lesu, hancur semua perekonomian," kata Chaer.

Perputaran uang di Tanah Abang kembali hidup di abad ke-20, ketika saudagar China dan Arab banyak bermukim di Tanah Abang yang dikembalikan peruntukannya sebagai pasar oleh Belanda. Tahun 1881, Pasar Tanah Abang berangsur pulih. Pasar mulai dibuka dua hari yakni Sabtu dan Rabu.

Kondisi Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2017). KOMPAS.COM/Anggita Muslimah Kondisi Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2017).

Menjadi pusat grosir

Kian kemari, kawasan Pasar Tanah Abang tumbuh cukup pesat dengan ribuan pedagang yang hadir berjualan di sana. Pasar tersebut kini buka setiap hari Senin hingga Minggu. Waktunya sendiri mulai pagi hingga sore hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Travel Update
5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

Hotel Story
Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Travel Update
Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com