TEMAJUK, KOMPAS.com - Seekor penyu terlihat berusaha berjalan perlahan di atas pasir pantai. Sementara di sudut lainnya tampak seekor burung Enggang bertengger pada sebatang ranting pohon.
Tampak juga seekor ikan pesut yang berenang di laut, serta dua ekor berang-berang yang berdampingan di sebelahnya. Tak hanya itu, sebuah bunga Raflesia berwarna merah muda terlihat mekar.
(Baca juga : Festival Pesisir Paloh, Ajang Mengikat Komitmen Perlindungan Penyu)
Sekilas gambaran di atas masing-masing tersaji sebuah bingkai berukuran 30x45 sentimeter. Gambar-gambar itu tersaji dalam dalam pameran foto yang digelar WWF Indonesia di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Pameran foto itu juga sebagai salah satu rangkaian memeriahkan perhelatan Festival Pesisir Paloh yang digelar 5-11 November 2017.
"Semua gambar ini kita kumpulkan sejak kita bekerja di Paloh pada tahun 2009 sampai sekarang," ungkap Albertus, Senin (6/11/2017).
"Semua potensi budaya dan alam, petualangan, spesies, semuanya ada di Paloh," tambahnya.
Albertus menambahkan, Paloh ibarat sepenggal surga yang tertinggal di bumi. Kemudian, dengan adanya dukungan dari pemerintah Kabupaten Sambas, diharapkan potensi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.
(Baca juga : Tujuan Wisata Kelas Dunia di Perbatasan Itu Bernama Temajuk)
"Makanya mereka perlu mengenal dulu kan, ini foto-foto yang kita kumpulkan banyak yang belum pernah melihatnya," kata Albertus.
Foto-foto yang dimaksud Albertus diantaranya adalah berang-berang dan bunga raflesia. Kedua jenis flora fauna itu sebenarnya ada di Paloh, tetapi tidak semua masyarakat tahu.
Sehingga, bagian dari komitmen untuk menjaga potensi, perbatasan, kawasan pariwisata strategis nasional (KSPN), dan spesies dilindungi seperti penyu, lumba-lumba dan raflesia adalah peluang yang sangat baik untuk masyarakat.
(Baca juga : Tujuan Wisata Kelas Dunia di Perbatasan Itu Bernama Temajuk)
"Sayangnya memang informasi seperti ini tidak terlalu banyak keluar, harapannya dengan pameran semacam ini kita bisa membagikan informasi yang kita punya ke warga dan mereka kemudian akhirnya mengerti bahwa wilayah mereka ini tidak hanya sebatas ikan di pantai saja, tetapi juga ada penyu yang dilindungi misalnya," tutup Albertus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.