Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menari Gandrung di Dalam Air, Bukan Sekadar Sensasi tapi Demi NKRI

Kompas.com - 07/04/2018, 11:02 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Shafa Thasya Thaeraniza (20) terlihat sedang membetulkan omprog Gandrung yang dikenakannya. Lalu dibantu oleh seorang rekannya, dia kemudian mengenakan peralatan diving di pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur.

Mereka sedang mempersiapkan diri untuk menari Gandrung di bawah air, tepatnya di Selat Bali perairan Pantai Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (4/4/2018).

Baca juga : Banyuwangi Underwater Festival, Ada Gandrung Menari di Dasar Laut

 

Shafa tidak seorang diri, ada 24 mahasiswa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya ikut dalam kegiatan yang masuk dalam rangkaian Banyuwangi Underwater Festival 2018.

Para penyelam yang menari tari Gandrung di bawah air Selat Bali, Rabu (4/4/2018).ARSIP HUMAS BANGSRING UNDERWATER BANYUWANGI Para penyelam yang menari tari Gandrung di bawah air Selat Bali, Rabu (4/4/2018).
Total ada 25 orang yang terlibat dalam kegiatan menari Gandrung di dalam air. Mereka terdiri dari 12 penyelam penari perempuan yang menggunakan kostum Gandrung lengkap dengan selendang, kain batik, kaos kaki putih, kipas dan juga omprog Gandrung untuk penutup kepala.

Baca juga : Ke Banyuwangi, Didik Nini Thowok Belajar Tari Gandrung

Sementara 8 penyelam laki-laki yang menggunakan kain dan membawa bendera umbul-umbul, serta lima pemain musik yang memainkan gong dan kenong di bawah laut. Mereka dipilih dari seleksi yang ketat, salah satunya harus memiliki lisensi diving.

Kepada Kompas.com, Shafa bercerita mereka telah melakukan persiapan sejak dua bulan yang lalu. Setelah berlatih menari Gandrung di darat, mereka belajar menari di dalam air kolam renang universitas.

Penyelam yang menggunakan kostum Gandrung akan menari di bawah air, Rabu (4/4/2018).ARSIP HUMAS PEMKAB BANYUWANGI Penyelam yang menggunakan kostum Gandrung akan menari di bawah air, Rabu (4/4/2018).
"Kami bukan penari, tapi penyelam jadi agak kesusahan saat belajar menggerakkan kaki dan tangan apalagi di dalam air," jelas Shafa.

Untuk mempermudah menari di dalam air, kain panjang bagian bawah didesain longgar dan selendang mereka diberi pemberat bagian ujungnya agar tidak naik ke permukaan. Bahkan di tubuh mereka juga diberi sabuk pemberat antara 6-10 kilogram.

Baca juga : Gandrung Sewu yang Berjaya di Tanahnya Sendiri

Mega Zalzalah (20), salah satu penyelam asal Banyuwangi mengatakan kesulitan menari dalam air laut adalah menjaga keseimbangan karena harus berjuang melawan arus. Selain itu dia harus mengatur pernapasan agar badan tetap stabil dan tidak terangkat. "Dua hari latihan di dalam laut. Susah tapi seru," kata Mega.

25 penyelam menarikan tarian Gandrung di bawah air perairan Pantai Bangsring Banyuwangi, Jatim, Rabu (4/4/2018).ARSIP HUMAS BANGSRING UNDERWATER BANYUWANGI 25 penyelam menarikan tarian Gandrung di bawah air perairan Pantai Bangsring Banyuwangi, Jatim, Rabu (4/4/2018).
Para penyelam tersebut belajar menari Gandrung langsung dari Samsul, seorang penari profesional asal Banyuwangi. Untuk melatih para mahasiswa, Samsul harus bolak balik Banyuwangi-Malang. Kepada Kompas.com, Samsul bercerita sempat kesulitan mengajar para mahasiswa menari Gandrung.

"Mereka bukan penari walaupun ada yang pernah menari. Mereka adalah penyelam. Sehingga saya mengajarkan beberapa gerakan dasar tari Gandrung yang bisa dimainkan di bawah air. Kalau menari seperti di darat, jelas tidak akan mungkin bisa," kata Samsul.

Bahkan dia juga membantu memodifikasi properti tari agar bisa digunakan di dalam laut, seperti kipas yang dikaitkan ke rompi selam, omprog dimodifikasi menggunakan bahan kedap air agar tidak rusak di dalam air serta selendang diberi pemberat timah agar tidak mengambang.

25 penyelam menarikan tarian Gandrung selama 10 menit di bawah air perairan Pantai Bangsring Banyuwangi, Rabu (4/4/2018).ARSIP HUMAS BANGSRING UNDERWATER BANYUWANGI 25 penyelam menarikan tarian Gandrung selama 10 menit di bawah air perairan Pantai Bangsring Banyuwangi, Rabu (4/4/2018).
"Semua kita persiapkan secara detail termasuk pertimbangan untuk keselamatan," kata Samsul.

Selama hampir 10 menit, mereka beraksi di dalam perairan Pantai Bangsring. Setelah menari lalu mereka muncul di permukaan disambut dengan tepuk tangan yang gemuruh dari para pengunjung yang memenuhi rumah apung dan sepanjang pantai Bangsring.

Bahkan saat mereka menepi ke darat, tangisan haru dan bahagia dari tim penyelam langsung pecah. "Alhamdulilah kita bisa," kata seorang penyelam penari sambil memeluk rekannya sambil menangis haru.

Indonesia Bukan Hanya Daratan, tapi Juga Lautan

Atraksi menari Gandrung di bawah air perairan Pantai Bangsring, menurut Ikhwan Arif, Ketua Kelompok Nelayan Samudra Bakti, adalah kegiatan menari yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Kegiatan yang diinisiasi oleh kelompok nelayan tersebut merupakan rangkaian dari Hari Nelayan yang dirayakan pada 6 April dan juga kegiatan Banyuwangi Underwater Festival.

Sejak tahun 2008, kelompok nelayan Samudra Bakti telah melakukan transplantasi karang secara swadaya untuk mengembalikan perairan Pantai Bangsring yang telah rusak akibat pengeboman dan penangkapan ikan yang dilakukan secara turun temurun.

Para penyelam sudah berlatih selama 2 bulan untuk mempersiapkan diri untuk menari Gandrung di bawah air.KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Para penyelam sudah berlatih selama 2 bulan untuk mempersiapkan diri untuk menari Gandrung di bawah air.
"Tahun ini masuk tahun ke-10 kami melakukan konservasi di perairan Pantai Bangsring hingga karang sudah mulai bagus dan menjadi tempat wisata yang dikenal dengan Bunder atau Bangsring Underwater yang berbasis konservasi. Kami menggandeng universitas, salah satunya Universitas Brawijaya untuk bersama-sama menggelar kegiatan ini," kata Ikhwan.

Sementara itu Dewa Gede Raka Wiadnya (58), dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya kepada Kompas.com mengatakan tari Gandrung adalah khas dari Banyuwangi dan jika ditarikan di darat sudah biasa, namun jika ditarikan di dalam air menjadi luar biasa.

"Memang tidak bisa dilihat secara langsung tetapi kita belajar bagaimana kita menikmati tarian dengan cara berbeda. Indonesia bukan hanya daratan, tapi lautan. Jadi bukan hanya sekadar mencari sensasi yang berbeda tapi juga menjaga kedaulatan perairan NKRI," kata laki-laki yang akrab dipanggil Gede tersebut.

Semua properti tari Gandrung dimodifikasi agar bisa digunakan di dalam air laut.KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Semua properti tari Gandrung dimodifikasi agar bisa digunakan di dalam air laut.
Ia menjelaskan kegiatan tersebut merupakan kolaborasi besar bukan hanya antara nelayan Bangsring dengan Universitas Brawijaya, tapi juga Banyuwangi dan Malang termasuk adanya keterikatan batin antara para penyelam yang berasal dari berbagai daerah yang semuanya berkumpul di Banyuwangi untuk menari.

"Selama ini kita selalu memunggungi laut, padahal laut memiliki banyak potensi yang luar biasa. Mengeksploitasinya tapi lupa menjaganya. Ini adalah salah satu yang dilakukan untuk menjaga perairan laut milik Indonesia," pungkas Gede.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com