Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersama Nemo 48 Jam di Laut Bangsring Banyuwangi

Kompas.com - 09/04/2018, 06:31 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Tim Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya dan nelayan Samudra Bakti Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur melakukan pengawasan ikan badut (clownfish) atau yang lebih dikenal dengan ikan Nemo selama 48 jam.

Pengawasan dilakukan oleh 48 penyelam pendamping dari tim Unversitas Brawijaya dan 96 penyelam utama dari nelayan dan relawan. Pengawasan mulai dilakukan pada Rabu (4/4/2018) dan diakhiri pada Jumat (6/4/2018) di wilayah perairan laut Bangsring dengan kedalaman antara 5-4 meter.

"Ada dua bunga karang atau anemon yang dijadikan titik pengawasan. Jaraknya berdekatan. Pengawasan dilakukan secara bergantian oleh tim selama 48 nonstop secara bergantian termasuk pengawasan malam hari," kata Dewa Gede Raka Wiadnya (58), dosen Fakultas Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya kepada Kompas.com, Jumat (6/4/2018).

Ia mengatakan untuk penyelam pendamping bergantian setiap satu jam sekali, sedangkan penyelam utama bergantian setiap 30 menit sekali. Setiap pergantian maka akan ada kesepakatan terkait gerak-gerik nemo yang harus disepakati oleh kedua belah pihak yaitu antara penyelam utama dan penyelam pendamping.

Laki-laki yang akrab dipanggil Gede tersebut menjelaskan selama pengawasan ditemukan ada empat ekor ikan Nemo yang tinggal di Anemon tersebut yang terdiri dari 2 ikan Nemo dewasa dan 2 ikan Nemo anakan.

Saat hari pertama pengamatan, posisi satu ikan Nemo dewasa berada di Anemon yang berukuran lebih kecil, sedangkan posisi 3 ikan Nemo lainnya di Anemon yang lebih besar.

"Kuat dugaan Nemo yang sendiri itu adalah jantan, sedangkan yang lainnya adalah betina yang menjaga dua anaknya. Memang ikan Nemo ini tinggal dalam satu keluarga. Saat malam hari, mereka berkumpul di satu Anemon yang berukuran lebih besar," jelas Gede.

Selama pengamatan 48 jam, ada hal menarik yang ditemukan yaitu posisi Nemo saat berenang selalu berhadapan dengan arus. Selain itu, dalam posisi terancam, Nemo selalu sembunyi di dalam Anemon.

Menurut Gede, Anemon memiliki tentankel yang bisa menyengat ikan yang mendekat, namun sengatan tersebut tidak berpengaruh kepada ikan Nemo, sehingga Anemon menjadi tempat perlindungan yang aman bagi ikan Nemo.

"Ada lendir khusus di tubuh Nemo sehingga dia tidak tersengat oleh Anemon dan menjadikan Anemon sebagai rumah dan tempat dia mencari makan. Jadi saat merasa terancan, Nemo akan menenggelamkan diri pada tentakel Anemon untuk sembunyi. Kalau ikan lain ya pasti tersengat," kata Gede.

Selain itu, Gede menjelaskan jika Ikan Nemo adalah salah satu indikator perairan laut tersebut masih baik, karena ikan Nemo tinggal di Anemon dan Anemon hanya bisa tumbuh dengan baik di terumbu karang yang sehat.

Jika terumbu karang di perairan tersebut rusak, maka dipastikan tidak akan ada ikan Nemo yang tinggal karena Anemon sebagai perlindungan Nemo juga tidak ada.

"Di laut Bangsring termasuk bagus karena dalam setengah hektar ada 12 titik Anemon. Ikan Nemo ini tidak bisa berenang jauh karena pasti akan dimakan oleh ikan yang lebih besar. Jadi jika pun harus perpindah tempat dia menggunakan Anemon yang dekat dengan karang," kata Gede.

Terumbu karang yang ada laut Bangsring merupakan satu garis lurus dari utara hingga selatan mulai dari Pantai Pasir Putih Situbondo, Baluran, Pulau Tabuhan hingga ke Pulau Menjangan Bali dan menyambung hingga ke laut Muncar.

"Sayangnya garis karang itu terputus di wilayah perairan laut Ketapang karena digunakan jalur penyeberangan kapal Jawa dan Bali," ujar Gede.

Pengawasan ikan Nemo juga dilakukan pada malam hari di Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jatim, Jumat (6/4/2018).ARSIP TIM FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pengawasan ikan Nemo juga dilakukan pada malam hari di Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jatim, Jumat (6/4/2018).
Para penyelam yang melakukan pengawasan wajib memiliki lisensi diving.Selain itu juga ada tim penyelamat yang siap sedia baik saat penyelaman siang atau malam hari.

"Jika malam, kita letakkan lampu di bendera yang ada permukaan air dan penyelaman dibantu dengan senter. Semua penyelam yang ikut kita foto. Kita data nama dan alamatnya termasuk ada tim khusus untuk mengabdikan foto di bawah laut. Nanti data tersebut akan kami ajukan untuk pemecahan rekor Muri," jelas Gede.

Ia menjelaskan pengawasan ikan Nemo selama 48 jam tersebut bertujuan untuk media belajar bersama antara para nelayan dan tim dari universitas. Termasuk juga melatih kesabaran karena tidak mudah melakukan pengawasan di bawah air selama 30 menit.

Selain itu, ikan Nemo dipilih karena ikan yang lucu tersebut menjadi salah satu indikator perairan laut. "Jika karang rusak, ada sedimentasi maka akan tertutup dan tidak ada ikan Nemo," katanya.

Sementara itu Ikhwan Arif selaku Ketua Kelompok Nelayan Samudra Bakti kepada Kompas.com mengatakan ikan Nemo sempat hilang dari perairan Bangsring karena selama belasan tahun, mereka masih menggunakan potas, dan bom untuk menangkap ikan serta mengambil karang.

Sejak tahun 2008. kelompok nelayan tersebut mulai melakukan transplantasi karang secara swadaya untuk mengembalikan kondisi karang di perairan Bangsring.

Pengawasan ikan Nemo selama 48 jam di perairan Pantai Bangsring Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (6/4/2018).ARSIP TIM FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pengawasan ikan Nemo selama 48 jam di perairan Pantai Bangsring Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (6/4/2018).
"Sedikit demi sedikit karang di sini sudah mulai membaik dan sejak 5 tahun terakhir Nemo sudah banyak di sekitar sini. Bahkan menjadi salah satu atraksi wisata untuk mereka yang snorkeling atau diving. Namun karena ini wilayah konservasi, kami tidak mengizinkan sama sekali penangkapan ikan dengan cara apa pun di 15 hektar wilayah konservasi. Ini untuk melindungi perairan ini agar tidak rusak lagi," kata Ikhwan.

Walaupun menjadi tempat wisata, Pantai Bangsring atau yang dikenal dengan Bangsring Underwater tetap menerapkan aturan konservasi.

Dia mengatakan pengamatan Nemo selama 48 jam adalah rangkaian Banyuwangi Underwater Festival dan juga Hari Nelayan yang dirayakan pada 6 April. "Kami akan daftarkan kegiatan pengawasan ikan nemo selama 48 jam ini ke Muri," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com