Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Sate Ayam Indonesia Diserbu Wisatawan di Senegal

Kompas.com - 30/04/2018, 15:22 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sate rupanya menjadi salah satu makanan yang paling disukai turis mancanegara.

Hal ini terbukti pada ajang World Cultural Month 2018 yang digelar di Dakar, Senegal, Minggu (29/4/2018). Sate ayam khas Indonesia jadi rebutan, bahkan hingga "dilelang".

Dalam acara pameran kebudayaan dunia di Senegal itu, stan Indoesia yang diwakili KBRI Dakar menampilkan makanan khas.

Mengutip dari siaran tertulis KBRI Dakar kepada KompasTravel, Senin (30/4/2018), kuliner Indonesia yang selalu ditunggu-tunggu pengunjung selama beberapa tahun terakhir ini adalah nasi goreng ayam, mie goreng udang, serta sate ayam bumbu kacang dan bumbu kecap.

Berbagai kuliner khas Indonesia laris manis diserbu para pengunjung. Aroma khas sate ayam mengundang para pengunjung berbondong-bondong menghampiri booth Indonesia.

Pengunjung World Cultural Month Dari Anak-anak Hingga Dewasa Terlihat Memadati Stan KBRI, di ajang World Cultural Month 2018, Dakar, Senegal, Minggu (29/4/2018).KBRI Dakar Pengunjung World Cultural Month Dari Anak-anak Hingga Dewasa Terlihat Memadati Stan KBRI, di ajang World Cultural Month 2018, Dakar, Senegal, Minggu (29/4/2018).
Ibu-Ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Dakar yang bertugas melayani pengunjung dengan mengenakan kebaya bahkan harus membatasi pemberian makanan agar tidak cepat habis.

Para pengunjung pun sampai rela untuk mengantre berlama-lama demi merasakan kelezatan sate ayam khas Indonesia.

Ibu-ibu DWP pun sempat kewalahan ketika para pengunjung saling berebut sate ayam di depan stan Indonesia.

Ketika stok sate ayam hanya menyisakan beberapa tusuk saja, Febie Mansyur, Ketua DWP KBRI Dakar, akhirnya melelang sisa beberapa tusuk sate ayam dengan memberikan kuis kepada para pengunjung.

Beragam pertanyaan dilontarkan kepada para pengunjung. Mulai dari nama ibukota Indonesia, nama presiden Indonesia, lambang negara Indonesia, nama-nama pulau di Indonesia, hingga nama binatang endemik.

“Apa bahasa Indonesia-nya thank you?”, ucap Febie dengan lantang kepada para peserta yang sudah lapar menanti sate.

Anak-Anak Antusias Memainkan Instrumen Gamelan di ajang World Cultural Month 2018, Dakar, Senegal, Minggu (29/4/2018).KBRI Dakar Anak-Anak Antusias Memainkan Instrumen Gamelan di ajang World Cultural Month 2018, Dakar, Senegal, Minggu (29/4/2018).
Para pengunjung yang berhasil menjawab pertanyaan sontak berteriak gembira karena berhasil mendapatkan sate ayam yang sudah mereka tunggu-tunggu.

Sementara pengunjung yang tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan tersebut harus kecewa karena tidak dapat mencicipi sate ayam.

“Tidak disangka-sangka akan seramai ini pengunjung yang menunggu sate kita. Ke depannya, KBRI akan menyediakan lebih banyak lagi sate ayam untuk mengantisipasi membludaknya pengunjung,” ujar Dubes RI Dakar, Mansyur Pangeran, dari siaran tertulisnya.

Selai menghadirkan aneka kuliner tradisional, stan Indonesia juga memamerkan berbagai kerajinan ukiran, dua pasang patung kayu loroblonyo, dan patung burung garuda.

Dinding stan juga dihiasi latar belakang batik parang. Alunan lagu Bali semakin menambah kentalnya nuansa Indonesia.

KBRI turut membagikan brosur beberapa destinasi wisata Indonesia, juga menampilkan berbagai poster destinasi wisata andalan Indonesia.

Pengunjung pun diperbolehkan mencoba bermain gamelan secara langsung.

“Para pengunjung selalu mengharapkan partisipasi Indonesia tiap tahunnya, kami pun selalu berupaya memberikan yang terbaik dalam setiap promosi budaya Indonesia,” tutur Mansyur.

World Cultural Month merupakan ajang prestisius yang diselenggarakan setiap tahun untuk memamerkan dan mempromosikan keunikan budaya masing-masing negara kepada masyarakat dan ekspatriat di Dakar.

Partisipasi KBRI Dakar kali ini merupakan yang keenam kalinya secara berturut-turut sejak 2013 sebagai tamu kehormatan.

Pameran tersebut diselenggarakan International School of Dakar (ISD) yang merupakan sebuah sekolah internasional terkemuka di Dakar, Senegal, yang didasarkan pada kurikulum Amerika.

Komposisi murid yang belajar di ISD pun sangat beragam yaitu terdiri dari 55 negara dari seluruh dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com