Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Banyak Wisata Indah, Kenapa Batang Kalah Terkenal dari Tetangganya?

Kompas.com - 10/05/2018, 17:35 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

BATANG, KOMPAS.com - Kabupaten Batang, Jawa Tengah, cenderung kurang dilirik untuk hal pariwisata. Pamornya kalah dibanding daerah sekitarnya, seperti Pekalongan dan Semarang.

“Ya memang Pekalongan sudah lebih dulu (terkenal), mereka punya ikon,” tutur Wihaji, Bupati Batang saat dikunjungi di pendoponya, saat dikunjungi di rumah dinasnya, Jumat (4/5/2018).

Beberapa wisatawan yang KompasTravel tanya pun lebih mengenal Pekalongan atau Semarang sebelumnya dibanding Batang.

“Iya, kalau mudik taunya Pekalongan, di Batang langsung lewat aja,” terang Yandi, warga Jakarta yang hampir setiap tahunnya mudik ke Jepara, Sabtu (5/5/2018).

Baca juga : Mudik Lewat Pantura, Sempatkan Mampir ke Wisata Unggulan di Batang

Wihaji yang baru menjabat satu tahun sebagai Bupati memandang Batang belum terfokus pada pariwisata. Batang memang wilayah yang relatif muda, “baru berdaulat”.

“Batang ini kawasan baru, bisa dibilang belum setua yang lain. Sebelum jadi Kabupaten sendiri tahun 1936-1966 kita gabung sama Kawedanan Pekalongan,” tuturnya.

Kini Batang baru berusia 52 tahun. Wihaji merasa usia tersebut masih muda untuk ukuran suatu daerah, sehingga pengembangannya belum sesempurna tetangganya.

Pantai Ujung Negoro, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Pantai Ujung Negoro, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batang, Wahyu Budi Santoso mengatakan kelemahan pariwisata Batang beberapa tahun belakangan ialah soal perencanaan yang kurang matang.

“Perda rencana perancangan pariwisata Batang memang agak terlambat, baru dimulai beberapa tahun belakangan. Jadi memang kelemahan dulu ialah perencanaan yang kurang, sekarang kita mau merenacanakan lagi yang lebih matang,” tuturnya saat ditemui di Pantai Cemoro Sewu, Batang, Kamis (3/5/2018).

Strategi agar dilirik wisatawan

Wihaji berpendapat untuk mengembangkan pariwisata, kini ia mulai berfokus dengan penataan-penataan kebijakan dan perencanan.

Pemerintah Kabupaten Batang juga mulai membenahi akses wisatawan, amenitas dengan menambah hotel yang representatif, dan menata destinasi-destinasi wisata.

“Setelah tahu kekuatan Batang ada di alamnya, ternyata memang harus majunya di bidang pariwisata. Alamnya indah, sayang jika tidak dilihat wisatawan,” ujar Wihaji.

Curug Wadon dalam kompleks Air Terjun/Curug Gombong, di Desa Gombong, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (3/5/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Curug Wadon dalam kompleks Air Terjun/Curug Gombong, di Desa Gombong, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (3/5/2018).
Menurutnya, Jalur Pantura menjadi kekuatan yang dimiliki Batang. Akses ini dinilai bisa  mendatangkan wisatawan.

Ia mau berfokus menata beberapa destinasi unggulan yang tidak jauh dari jalur favorit pemudik tersebut. Peluasan rest area dan pembangunan wisata sekitar Pantura, jadi pilihannya.

“Tahun ini akan kita buat penanda yang besar di Pantura, jadi orang ngeh kalau lagi di Batang. Ada juga paket wisata yang sudah dikembangkan dekat rest area Pantura,” terangnya.

Baca juga : Kabupaten Batang Mulai Giatkan Pembangunan Wisata di Pantura

Wisatawan biasa mencari informasi saat berangkat mudik, kemudian berwisata ketika pulang mudik.

“Jadi kita promosi besar-besarannya pas arus mudik, mampirnya pas arus balik.
Batang itu titik lelah, 90 persen pemudik istirahat di Batang. Wong dari batas kota 57 kilometer cuman satu lampu merah,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com