Masyarakat di pesisir Pantai Utara ini menyambut Ramadhan dengan tradisi Megengan.
Istilah "Megengan" dalam bahasa Jawa bermakna menahan. Artinya, umat Islam diingatkan untuk menahan hawa nafsu.
Tradisi Megengan dimeriahkan dengan menampilkan acara kesenian rakyat, serta aneka kuliner tradisional. Kuliner tersebut disajikan di sepanjang Simpang Enam hingga kawasan Pecinan Demak.
Berikut kisah lebih jauh soal tradisi Megengan:
Sambut Ramadhan, Warga Demak Gelar Tradisi "Megengan"
4. Resik Lawon di Banyuwangi
Warga Banyuwangi mempunyai tradisi unik jelang Ramadhan yaitu mencuci dan mengganti kain kafan penutup petilasan Ki Buyut Cungking.
Kain kafan ini memiliki panjang mencapai 110,75 meter.
Buyut Cungking dipercaya sebagai orang sakti dan penasehat Prabu Tawangalun pada masa kerajaan Blambangan yang merupakan cikal bakal Kabupaten Banyuwangi.
Ritual tersebut digelar antara tanggal 10-15 Ruwah dalam kalender Jawa pada Kamis atau Minggu.
Ritual Resik Lawon diawali dengan melepas kain putih yang menutup cangkup makam.
Kemudian, kain-kain tersebut dibawa ke Dam Krambatan Banyu Gulung untuk dicuci. Semua prosesi dalam ritual ini dilakukan oleh laki-laki.
Baca kisah soal Resik Lawon:
Resik Lawon, Tradisi Cuci Kain Putih Jelang Ramadhan di Banyuwangi
5. Tradisi Bajong Banyu di Magelang
Bajong Banyu adalah tradisi yang digelar rutin setiap tahun yang diikuti oleh warga Dawung, mulai anak-anak sampai orang tua.
Tradisi ini bermakna membersihkan diri sebelum menjalankan ibadah puasa.