Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbang Bagaikan Burung di Atas Waduk Gajah Mungkur

Kompas.com - 12/06/2018, 19:47 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com - "Ayo lari. Terus lari ya," kata Dian, instruktur paralayang untuk terbang tandem di Puncak Joglo, Wonogiri, Jawa Tengah.

Udara terasa panas. Matahari bersinar dengan terik. Namun, jarang sekali angin bertiup kencang.

Ia memacu saya untuk berlari lebih kencang. Parasut paralayang kami sudah mengembang sempurna.

Sementara, ujung landasan kami sudah semakin terlihat. Sebentar lagi kami akan mengudara di atas Waduk Gajah Mungkur.

Yap, akhirnya kami tinggal landas meninggalkan landasan terbang paralayang Puncak Joglo. Pemandangan Waduk Gajah Mungkur terpampang di bawah kaki saya.

KompasTravel mencoba wisata terbang tandem paralayang dari Puncak Joglo, Desa Sendang, Wonogiri, Jawa Tengah. Pemandangan yang bisa terlihat dari Puncak Joglo adalah hamparan Waduk Gajah Mungkur.KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG KompasTravel mencoba wisata terbang tandem paralayang dari Puncak Joglo, Desa Sendang, Wonogiri, Jawa Tengah. Pemandangan yang bisa terlihat dari Puncak Joglo adalah hamparan Waduk Gajah Mungkur.

Pada kesempatan ini akhirnya saya bisa merasakan terbang paralayang meskipun tandem bersama instruktur. Sebenarnya, terbang paralayang adalah salah satu cita-cita dalam petualangan hidup saya yang belum tercapai.

Petualangan di gunung, laut, bawah tanah, sungai sudah saya cicipi. Nah, petualangan udara inilah yang sangat saya nanti-nanti.

Rasa terbang di udara bagaikan burung ini seperti sulit digambarkan. Bayangkan saja, mata bisa melihat alam di sekitar tanpa ada batas.

Kemudian, bisa bersantai sejenak di udara. Wajah terbelai oleh udara. Lalu, hiruk pikuk suara kota pun hilang sementara waktu.

Oh ya, bagi yang belum pernah mencoba wisata petualangan seperti paralayang dan lainnya, sudah tentu jantung bakal berdegup. Namun, saya mencoba tenang, rileks, dan percaya dengan alat yang saya gunakan serta instruktur saya.

Anggota komunitas Paralayang Soloraya terbang dari Puncak Joglo, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Jawa Tengah, Minggu (10/6/2018). Penerbang paralayang  yang lepas landas dari puncak bukit ini bisa menikmati keindahan Waduk Gajah Mungkur dan harus merogoh kocek sebesar Rp 400.000 per orangKOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Anggota komunitas Paralayang Soloraya terbang dari Puncak Joglo, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Jawa Tengah, Minggu (10/6/2018). Penerbang paralayang yang lepas landas dari puncak bukit ini bisa menikmati keindahan Waduk Gajah Mungkur dan harus merogoh kocek sebesar Rp 400.000 per orang
Saya terbang bersama Dian Agus Triyasto, instruktur berpengalaman dan bersertifikat dari Persatuan Gantole dan Paralayang Indonesia. Ia sendiri telah menekuni dunia paralayang lebih dari sepuluh tahun dan memandu wisata terbang tandem sejak tahun 2010.

Takut itu wajar, tetapi jangan sampai menghalangi untuk mencoba hal baru. Persiapkan segala sesuatu mulai dari riset hingga kroscek informasi sebelum bertualang.

Percayakan petualangan dengan alat-alat yang bersertifikasi dan telah diuji secara internasional. Pemandu yang bersertifikat juga akan mengamankan setiap langkah petualangan baik di udara, laut, sungai, gunung, maupun bawah tanah.

KompasTravel mencoba wisata terbang tandem paralayang dari Puncak Joglo, Desa Sendang, Wonogiri, Jawa Tengah. Pemandangan yang bisa terlihat dari Puncak Joglo adalah hamparan Waduk Gajah Mungkur.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO KompasTravel mencoba wisata terbang tandem paralayang dari Puncak Joglo, Desa Sendang, Wonogiri, Jawa Tengah. Pemandangan yang bisa terlihat dari Puncak Joglo adalah hamparan Waduk Gajah Mungkur.
Terbang 10 menit

Saya terbang sekitar 10 menit. Angin terpantau kurang bagus. Saya terbang setelah menunggu hingga 1,5 jam untuk menunggu angin agak bertiup.

Berulang kali, Effendi Nur Ichsan, instruktur paralayang di Puncak Joglo, meminta saya untuk sabar menunggu terbang. Untuk terbang tandem, angin masih kurang memadai.

Setelah menunggu, akhirnya Dian memanggil saya untuk bersiap. Ia lalu memasangkan harness untuk duduk dan mengecek peralatan paralayang kami.

Di udara, pemandangan Waduk Gajah Mungkur bisa terlihat cukup sempurna. Ada keramba-keramba ikan tampak seperti persegi. Kontur-kontur bukit juga terlihat. Atap-atap rumah juga terlihat.

KompasTravel mencoba wisata terbang tandem paralayang dari Puncak Joglo, Desa Sendang, Wonogiri, Jawa Tengah. Pemandangan yang bisa terlihat dari Puncak Joglo adalah hamparan Waduk Gajah Mungkur.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO KompasTravel mencoba wisata terbang tandem paralayang dari Puncak Joglo, Desa Sendang, Wonogiri, Jawa Tengah. Pemandangan yang bisa terlihat dari Puncak Joglo adalah hamparan Waduk Gajah Mungkur.
Angin bertiup cukup kencang. Saya agak ragu-ragu sebenarnya untuk mengeluarkan kamera aksi untuk merekam petualangan di udara ini. Namun, saya langsung melepas kamera yang saya gantungkan di leher.

Kami terbang sekitar 600 meter dari permukaan tanah. Karena angin tak banyak bertiup, kami tak bisa menambah ketinggian terbang paralayang. Kami hanya cukup meluncur dan sedikit bermanuver yakni berbelok kiri dan kanan.

Landasan pendaratan kami sudah terlihat. Dian segera mengarahkan parasut ke arah pendaratan. Ia meminta saya untuk segera meluruskan kaki.

"Ayo luruskan kakinya," kata Dian.

 KompasTravel mencoba wisata terbang tandem paralayang dari Puncak Joglo, Desa Sendang, Wonogiri, Jawa Tengah. Pemandangan yang bisa terlihat dari Puncak Joglo adalah hamparan Waduk Gajah Mungkur.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO KompasTravel mencoba wisata terbang tandem paralayang dari Puncak Joglo, Desa Sendang, Wonogiri, Jawa Tengah. Pemandangan yang bisa terlihat dari Puncak Joglo adalah hamparan Waduk Gajah Mungkur.

Baca juga: Liburan Lewat Solo, Coba Terbang Paralayang di Puncak Joglo Wonogiri

Saya bersiap untuk mendarat. Posisi kami semakin rendah dan dekat dengan tanah. Selang beberapa saat, harnest tempat saya duduk sudah menyentuh tanah.

Akhirnya, petualangan udara saya berakhir. Ini kali pertama saya terbang dan tentunya semakin mengobarkan semangat saya untuk mencoba terbang paralayang tanpa tandem. Semoga bisa tercapai...

Obyek wisata paralayang

Puncak Joglo merupakan salah satu tempat untuk mencoba wisata paralayang di Jawa Tengah. Ada beberapa tempat di Jawa Tengah seperti di Bukit Kemuning, Karanganyar; Bukit Sidomukti, Semarang; Bukit Sikuping, Batang; dan lokasi lainnya.

Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sindang Pinilih selaku pengurus obyek wisata Puncak Joglo, Kamto mengatakan Puncak Joglo merupakan salah satu tempat terbaik untuk menikmati wisata tandem paralayang.

 KompasTravel mencoba wisata terbang tandem paralayang dari Puncak Joglo, Desa Sendang, Wonogiri, Jawa Tengah. Pemandangan yang bisa terlihat dari Puncak Joglo adalah hamparan Waduk Gajah Mungkur.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO KompasTravel mencoba wisata terbang tandem paralayang dari Puncak Joglo, Desa Sendang, Wonogiri, Jawa Tengah. Pemandangan yang bisa terlihat dari Puncak Joglo adalah hamparan Waduk Gajah Mungkur.
"Jadi kalau ada yang mau terbang, kami sediakan pilot tandem yang handal. Yang pasti bisa menikmati keindahan alam Wonogiri. Bisa dilihat dari ketinggian. Jangan bilang ke Wonogiri kalau belum terbang tandem di Puncak Joglo ini," ujar Kamto saat ditemui Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com.

Untuk bisa menikmati terbang paralayang di Puncak Joglo, turis bisa menghubungi Kamto di nomor 081228424000. Ada baiknya, menghubungi minimal tiga hari sebelum datang ke Puncak Joglo.

Puncak Joglo terletak di Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri, Jawa Tengah. Dari Kota Solo, Puncak Joglo bisa ditempuh dengan jarak 41 kilometer.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com