Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Baru di Banyumas, Ada Jembatan Kaca Setinggi 27 Meter...

Kompas.com - 20/06/2018, 13:10 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

BANYUMAS, KOMPAS.com - Setelah jembatan kaca dibangun di Pantai Nguluran Yogyakarta, Kampung warna-warni Malang, dan Burake Tana Toraja, akhirnya jembatan serupa juga ada di Banyumas.

Jembatan berukuran 2,5 x 17 meter ini baru diresmikan di Caping Park pada 1 Juni 2018 silam. Lokasinya berada di Jalan Raya Baturraden Barat, Desa Kebumen, Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah.

Tak heran jika jembatan yang diresmikan di bulan Ramadan tersebut menjadi incaran pengunjung saat libur Lebaran.

Sejak dibuka, lebih dari 5.000 pengunjung telah mendatangi wahana baru tersebut. Hal itu disampaikan General Manager Caping Park, Slamet Prayitno.

Diakuinya, jembatan kaca memang menjadi daya tarik pengunjung meskipun Caping Park juga menawarkan wisata lain. Wisatawan bisa menikmari wisata edukasi bagi anak-anak berupa mengenalkan mereka dengan kelinci, kambing, unggas, dan sapi.

"'Meski Caping Park menawarkan wisata edukasi namun sepertinya, jembatan kaca ini lebih mengundang penasaran pengunjung," ungkap Slamet Prayitno.

Slamet menceritakan, jembatan kaca tersebut memiliki ketinggian 27 meter dengan tiga lapisan kaca tempered.

Saat melewati jembatan, wisatawan bisa melihat perkebunan yang berada di bawah jembatan.

"Kekuatan kaca tempered ini mampu menahan beban angin, tekanan air, benturan, dan terhadap perubahan temperatur yang tinggi," ceritanya.

Kaca tempered tersebut juga memiliki lapisan bertekstur karet. Sehingga, saat terjadi retakan, kaca tak pecah total.

Harga tiket masuk ke Caping Park pada hari kerja, Rp 20.000 per orang dan saat akhir pekan Rp 25.000 per orang. (Tribun Jateng)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com