Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Embun Upas Tingkatkan Jumlah Wisatawan ke Dieng

Kompas.com - 02/08/2018, 15:37 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena embun upas yang terjadi di Dataran Tinggi Dieng yang terjadi beberapa waktu belakangan ini ternyata memengaruhi jumlah wisatawan yang mengunjungi daerah tersebut. 

Hal itu dikatakan Kepala Bidang Kelembagaan dan SDM Pariwisata Banjarnegara Umar Hinayulianto, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/8/2018).

Ia mengatakan, peningkatan jumlah wisatawan karena rasa penasaran terhadap fenomena embun upas.

"Untuk kunjungan wisatawan malah menjadi minat mereka karena penasaran. Terutama bagi wisatawan yang penasaran dengan embun es yang viral di media sosial," kata Umar saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/8/2018).

"Ada peningkatan pada kisaran 10 persen," lanjut dia.

Berkaitan dengan acara Dieng Culture Festival yang akan digelar pada Jumat (3/8/2018) hingga Minggu (5/8/2018), Umar menambahkan, terjadinya embun es ini juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

"Embun upas itu fenomena alam tahunan. Untuk Dieng Culture Festival (DCF), daya tariknya ada di keindahan alam, warisan budaya, dan event budaya yang diselenggarakan Pokdarwis Dieng Pandawa yaitu DCF 9," ujar Umar.

"Di samping berbagai daya tarik di Dieng, fenomena embun es juga menjadi keunikan tersendiri yang membuat wisatawan penasaran," lanjut dia.

Mengabadikan momen embun upas

Salah satu warga sekitar, Harmono, yang dihubungi Kompas.com, Kamis pagi, turut mengabadikan momen ketika embun upas ini terjadi.

Ia mengatakan, banyak pengunjung yang datang pada pagi hari untuk mengabadikan embun upas.

Bahkan, para wisatawan yang datang sampai ada yang menginap demi melihat embun upas pada pagi hari.

"Banyak pengunjung dadakan gitu. Datang jam 4 atau 5 pagi udah siap di kawasan candi. Bahkan ada (pengunjung luar kota) yang bela-belain nginap terus bangun pagi-pagi, cuma ingin lihat salju katanya," ujar Harmono.

Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, fenomena embun upas memang masih terjadi. Hal ini karena kondisi meteorologis dan musim kemarau yang saat ini tengah berlangsung.

"Fenomena suhu dingin malam hari dan embun beku di beberapa daerah dataran tinggi Indonesia (seperti lereng Pegunungan Dieng) lebih disebabkan kondisi meteorologis dan musim kemarau yang saat ini tengah berlangsung," kata Hary kepada Kompas.com, Kamis.

Kondisi puncak kemarau yang terjadi saat ini menyebabkan beberapa daerah pegunungan berpeluang mengalami kondisi udara kurang dari titik beku karena molekul udara di daerah pengunangan lebih renggang daripada dataran rendah.

Hal tersebut menyebabkan terjadinya pendinginan dengan sangat cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com