BETUN, KOMPAS.com - Matahari masih belum terbit dengan sempurna, tetapi masyarakat di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur sudah berbondong-bondong mendatangi Pantai Motadikin.
Rombongan anak muda maupun orang tua sudah mulai berdatangan sejak pukul 7.00 Wita.
Bunyi deburan ombak di pantai yang berpasir putih bersih, membuat semangat warga untuk terus berdatangan menikmati suasana pantai selatan Pulau Timor.
Pagi itu, Jumat (24/8/2018), Kementerian Pariwisata menyelenggarakan festival bertajuk Wonderful Indonesia di Pantai Motadikin yang berada di Kabupaten Malaka. Acara dimulai pukul 8.00 Wita yang diawali dengan senam bersama dipandu oleh instruktur wanita.
Meski suasana pantai dengan langit yang cerah dan terik matahari menyengat kulit, tetapi udara tetap dingin dan sejuk, membuat warga betah duduk berlama di pantai itu.
Pantai Motadikan berada di Tenggara Kota Betun, ibukota Kabupaten Malaka, yang berjarak sekitar 13 kilometer.
Akses menuju pantai itu tidaklah sulit, karena bisa menggunakan semua jenis kendaraan. Kondisi jalan menuju pantai sangat baik karena beraspal hotmix. Hanya sekitar tiga kilometer yang masih belum beraspal.
"Saya sudah datang dari pukul 7.00 Wita. Saya datang bersama rombongan sekitar 60 orang karena memang ingin ikut senam bersama di sini," kata Gun Ibraria (42) yang bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka, saat ditemui di lokasi, Jumat (24/8/2018).
Peserta senam lainnya, Okthus (52) juga mengaku bersemangat mengikuti senam bersama dan kegiatan Wonderful Indonesia di Pantai Motadikin.
Menurutnya, event kesenian maupun pertunjukan yang digelar di Malaka sangat bagus dan diharapkan dapat mengangkat nama Malaka ke seluruh Indonesia.
Event Wonderful Indonesia digelar selama dua hari, mulai 24 Agustus hingga 25 Agustus 2018 di Pantai Motadikin.
Kegiatan yang bertujuan untuk menggaet wisatawan mancanegara (wisman) di perbatasan ini juga menyuguhkan berbagai kegiatan seperti pertunjukan seni dan budaya, pameran kerajinan, kuliner, hingga menyediakan spot selfiedi pinggir pantai.
Usai senam bersama, acara dilanjutkan dengan pertunjukan tari Likurai, yang dibawakan oleh para wanita muda dan dua pria dari Desa Kamanasa, Kecamatan Malaka Tengah.
Likurai adalah sebuah tarian tradisional sejenis tarian perang yang khas dari daerah Belu dan Malaka.