JAKARTA, KOMPAS.com - Profesi kru kabin (pramugari/pramugara) salah satu yang banyak diminati dalam industri penerbangan. Selain karena selalu terlihat cantik dan tampan dalam penerbangan, pendapatan dan peluang jalan-jalannya pun turut menjadi magnet.
Linggarsari Suharso, Direktur SDM dan Umum Garuda Indonesia mengatakan saat membuka lowongan pramugari, ia sudah tidak heran jika yang mendaftar ribuan orang.
"Dari ribuan yang daftar itu padahal kita butuh cuman 40an, 70an, banyak peminatnya," tuturnya saat KompasTravel berkunjung ke Garuda Indonesia Training Centre (GITC) Duri, Jakarta Barat, Senin (10/9/2018).
Setelah berkas tersebut lolos, menurut Sari yang paling banyak mengugurkan peserta ialah tahap kedua, Body Mass Index (BMI) atau postur tubuh ideal.
"Kan tinggi minimum 160, kalau dihitung BMI-nya sekitar 48-50-an kilo. Ya, di BMI itu banyak yang gugur, bisa 40 persenan. Tinggi kurang 1,5 centimeter aja kita tak bisa ditolerir," terang Yonas, Senior Manager Flight Attendant Garuda Indonesia (GA), dalam waktu dan tempat yang sama.
"Bahasa Inggris itu harus aktif berkomunikasi, presentasi, greetings dan lain-lain. Gugup atau tidak, kebanyakan bengong atau engga pas ditanya. Hasilnya kita umumkan lewat email resmi Garuda, ga ada japri (jalur pribadi) atau apa," tutur Yonas.
Setelah calon kru kabin menerima email panggilan, Anda bisa bernafas lega, karena tinggal verifikasi data-data yang dinamakan background check. Pihak HRD akan melihat data-data keluarga, mengecek ulang form-form dan diisi di awal, apakah valid atau rekayasa.
"Setelah dinyatakan lulus, kita masuk ke medical check up. Di sini sangat tidak bisa dimanipulasi, karena diawasi juga oleh otoritas nasional, tidak hanya dari kita," kaya Yonas.
"Setelah seleksi awal, masuk tahap ground training di sini, selama empat bulan menginap. Ada pelatihan-pelatihan pelayanan, keselamatan, dan segala macam. Baru flight training," terang Yonas.
Dalam latihan terbang itu, kru kabin pemula harus melalui 10 sektor, contohnya Jakarta-Denpasar yang masuk dalam satu sektor. Kemudian kru kabin juga harus melakukan penerbangan dua sektor tambahan dari Departemen Perhubungan untuk mendapatkan surat izin.
"Setelah itu baru resmi, total (seleksi) 5-6 bulan," ujar Yonas.