Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantunan Salawat dan Hadrah Kuntulan Semarakkan Festival Gandrung Sewu

Kompas.com - 20/10/2018, 09:48 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Festival Gandrung Sewu 2018 yang digelar Sabtu (20/10/2018) di Banyuwangi, Jawa Timur, dipastikan kembali menyajikan kekayaan seni yang beragam dari daerah ujung timur Pulau Jawa itu.

Tahun ini, seni Hadrah Kuntulan akan mewarnai penampilan Gandrung Sewu yang telah digelar rutin selama tujuh tahun terakhir.

Kesenian Hadrah Kuntulan akan menjadi pembuka pergelaran ini. Sebanyak 150 anak muda akan melantunkan bait-bait pujian Islami dengan alunan musik hadrah.

"Mereka akan mengumandangkan puji-pujian tentang keagungan Allah SWT, salawat, yang di dalamnya juga terselip doa dan permohonan ampunan seorang hamba kepada Sang Khalik, serta memohon keselamatan dunia akhirat," kata Sabar Harianto, pelatih seni kuntulan yang merupakan salah satu budaya khas Banyuwangi.

Baca juga: Melihat Ratusan Patung Gandrung di Jiwa Jawa Resort Banyuwangi

Di Banyuwangi, Tari Kuntulan biasanya tampil pada waktu peringatan hari besar keagamaan. Para penarinya menampilkan tari Rodat, dengan memakai kerudung, sarung tangan, dan kaus kaki.

Setiap tahun juga digelar Festival Kuntulan yang mempertemukan berbagai kelompok musik Islami dari seluruh Banyuwangi.

"Para penarinya akan menampilkan koreografi yang didominasi permainan tangan dan badan. Mereka terus berlatih untuk menyiapkan penampilannya. Perpaduan dengan musik Hadrah juga terus diasah,” jelas Sabar.

Baca juga: Turis Malaysia Suka Pantai dan Kuliner Banyuwangi

Selain Hadrah Kuntulan, para penonton juga menyaksikan aksi qori (pembaca Al Quran) Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi, Muhamad Qudus, yang akan melantunkan shalawat Nabi. Qudus akan diiringi hadrah Al Banjari untuk mengumandangkan puji-pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

"Seni hadrah kuntulan itu dipastikan bakal semakin menyemarakkan Festival Gandrung Sewu," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda.

Bramuda menjelaskan, tahun ini, pergelaran Gandrung Sewu mengangkat tema “Layar Kumendung”. Tema ini mengacu dari salah satu tembang yang menjadi pengiring pada tari Gandrung.

Ceritanya menampilkan kisah heroisme bupati pertama Banyuwangi, Raden Mas Alit dalam menentang pendudukan VOC Belanda. Meski kemudian Raden Mas Alit harus gugur dalam ekspedisi pelayaran (Layar) hingga menyebabkan kesedihan (Kumendung) bagi rakyat Banyuwangi.

Penari Gandrung BanyuwangiBUDIOSING SETIANTO Penari Gandrung Banyuwangi
“Kisah kepahlawanan itu dikemas dalam fragmen menarik, sehingga pertunjukan ini tidak sekadar peristiwa seni dan budaya, tapi juga menjadi media untuk kembali mengingat sejarah pahlawan yang telah berjasa bagi daerah ini. Sehingga kita bisa terus mencintai daerah ini serta tergerak untuk memajukannya,” ujar Bramuda.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berharap, tampilnya Hadrah Kuntulan bakal semakin menumbuhkan iklim mencintai seni-budaya daerah.

“Kami ingin anak-anak muda juga mencintai seni Kuntulan sekaligus bagian dari dakwah. Juga tentu kesenian-kesenian lainnya agar bisa terus lestari di tengah kemajuan zaman dan gempuran seni-budaya global,” ujarnya. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com