Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GAMIFest Masih Ada, Kini dengan Konsep Perempuan dan Kopi

Kompas.com - 21/11/2018, 11:00 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia ,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

“Seperti dalam masyarakat Gayo disebut menutu nayu, atau menampah biji kopi, pengolahan kopi tradisional seperti mendepe atau menyortir biji kopi, yang merupakan singkatan dari deffect point, lalu ada Workshop Entrepreneur Perempuan, beserta kegiatan lainnya,” ungkap Mahlizar.

Selanjutnya, kebun kopi akan dijadikan wahana cat walk, dalam ajang kopi dan fashion show, berupa pergelaran busana terkait kopi dengan menjadikan kebun kopi yang ada di komplek Kafe Seladang. Kegiatan ini akan dilakukan pada 21 November.

“Kalau ini kita gelar untuk melihat keseragaman para perserta yang pastinya didominasi oleh para perempuan dalam memanen kopi, tetapi protektif terhadap hujan namun tetap stylish dan nyaman,” ungkapnya.

Berikutnya Kopi dan Masa Lalu, yang melibatkan keterlibatan para perempuan Gayo dalam proses pascapanen kopi, seperti munutu (menumbuk) biji kopi, menampi (menampah) biji kopi, dan menyangrai biji kopi.

Ada juga munutu nayu, yakni sebuah kegiatan trun temurun yang dilakukan para perempuan Gayo dalam proses pembuatan anyaman tikar tradisional setempat.

“Pengunjung juga akan kita bawa ke Kampung Rembele, Kecamatan Bukit, untuk memetik kopi dengan cara tradisionil, ini menjadi ini dari Festival Panen Kopi pada GAMIFest ini,” sebut Mahlizar.

Ia menambahkan, acara ini bertajuk kenduri kopi berupa doa dan pameran kerajinan tangan buatan masyarakat setempat melalui bazar ekonomi kreatif.

“Kita juga akan mengajak wisatawan untuk melihat langsung bagaimana pengelola usaha dan perbaikan muru pelayanan dan produk warga setempat. Di samping itu kegiatan ini bermanfaat untuk pengintegrasian seluruh rangkaian kegiatan, sehingga memungkinkan terjadinya replikasi kegiatan,” tutur Mahlizar.

Dengan dengan demikian, Mahlizar menganggap kegiatan ini akan menjadi sesuatu yang berkesan bagi pengunjung dengan menyuguhkan sejumlah agenda di dua lokasi, baik di Kafe Seladang maupun di Kampung Rembele.

Tujuannya makna kopi dan perempuan di Dataran Tinggi Gayo tersampaikan, serta bagaimana proses panen kopi dengan memvisualisasikan kearifan lokal masyarakat setempat dalam mensyukuri anugerah Tuhan.

“Jadi, semua berkaitan dengan wisata agro, lalu seni dan budaya Gayo, serta kopi berspektif gender, demikian halnya dengan membangun perspektif humanis,” kata Mahlizar.

Pameran filosofi kopi juga akan ikut meramaikan acara ini. Selain mengisi bazar mereks juga menjadi fasilitator fashion show di tengah kebun kopi, tentu itu merupakan inisiator seorang aktornya, Rio Dewanto, yang juga merupakan salah satu duta kopi Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com