Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Italia, China, Arab, dari Mana Sebetulnya Pasta Berasal?

Kompas.com - 22/01/2019, 16:08 WIB
Vitorio Mantalean,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pasta merupakan istilah untuk menyebut makanan olahan asal Italia berbahan dasar tepung terigu. Di Indonesia, spageti, fetucini, dan makaroni adalah beberapa jenis pasta yang populer.

Saat ini, pasta dikenal sebagai makanan asli Italia. Namun, ada pula sebagian kalangan yang menganggap jika terdapat campur tangan orang-orang China bahkan Arab dalam penemuan pasta.

Lantas, bagaimana asal-muasal ditemukannya pasta hingga terkenal seperti sekarang?

Sebagian kalangan, menganggap pasta Italia terinspirasi dari China. Anggapan ini merujuk pada perjalanan Marco Polo, seorang pengelana asal Venesia, yang menulis tentang pengalamannya singgah di China pada masa Dinasti Yuan (1271-1368).

Baca juga: Pasta Khas Italia, Benarkah Berasal dari Arab?

Tulisan tersebut termuat dalam kronik Polo berjudul Oriente Poliano. Di dalamnya, Polo sempat menyinggung tentang salah satu jenis makanan orang-orang China yang menurutnya dibuat dari “pohon pasta”.

Akan tetapi, anggapan bahwa pasta Italia diperkenalkan oleh Polo usai mengembara ke China rupanya terjadi akibat kesalahan penafsiran. Dalam tulisan Polo, ia menggambarkan makanan yang ia temui di China tersebut serupa dengan salah satu jenis pasta yang ia ingat ada di Italia.

Sehingga, diduga kuat Polo sebenarnya tidak asing dengan jenis makanan China yang dibuat dari “pohon pasta” tadi.

Marco Polo memulai pengembaraannya ke Timur pada abad ke-13. Ia menyusuri Jalur Sutera hingga ke China. Ia pun sempat singgah ke Nusantara, tepatnya Sumatera dan Jawa.

Pengaruh Arab?

Akan tetapi, satu abad sebelum pengembaraan Polo, catatan mengenai pasta Italia sudah ada. Hal ini menguatkan kesimpulan bahwa pasta Italia tidak tercipta setelah Polo mengenalkannya dari China.

Catatan tersebut ditulis oleh seorang sarjana geografi Arab, Muhammad al-Idrisi, tepatnya pada 1154. Dikutip dari National Geographic, pasta yang ia temui di Pulau Sisilia dibuat dari tepung terigu lalu dibentuk serupa dawai-dawai panjang.

Baca juga: Tak Ada Spaghetti Meatball dan Pasta Ayam di Italia!

Pulau Sicilia yang terletak di Laut Mediterania memang menjadi titik temu pedagang-pedagang Eropa, Arab, dan Afrika Utara pada masa itu. Berdasarkan hal ini, sejumlah kalangan pun menduga jika pasta Italia dipengaruhi oleh pertemuan dengan bangsa Arab dan sekitarnya.

Phyllis Pray Bober, seorang pakar seni Renaissance pun menunjukkan beberapa petunjuk mengenai pengaruh Arab dalam pasta, melalui bukunya Art, Culture, and Cuisine (2001). Menurut Bober, ada kemiripan istilah Arab untuk mi, “itrijab” dengan istilah Yunani untuk “pita” yang menyerupai pasta, “itrion”.

Yunani dianggap punya tradisi pasta yang sama dengan Italia, karena sama-sama punya tradisi menanam dan mengolah gandum durum, bahan baku pasta.

Lebih dari itu, pedagang Arab di Sicilia pada abad ke-12 juga dikisahkan memperkenalkan teknik mengeringkan pasta yang mereka pakai ketika berlayar menuju Sicilia (Italian Cuisine, 2003).

Lukisan Saverio della Gatta?s di tahun 1800-an menggambarkan sekelompok pengemis yang dijuluki pemakan makaroni di Kota Napoli, Italia.Christies Images/Scala Lukisan Saverio della Gatta?s di tahun 1800-an menggambarkan sekelompok pengemis yang dijuluki pemakan makaroni di Kota Napoli, Italia.
Buku tersebut juga mencatat, pasta mulai merebak pada abad ke-15 di pesisir Italia yang berbatasan dengan Laut Mediterania, terutama Naples/Napoli. Hal ini seakan menegaskan peran pedagang Arab yang berlayar ke Italia melalui kawasan Laut Mediterania.

Sehingga, alih-alih dibawa dari China, kemungkinan besar pasta justru kuat dipengaruhi oleh budaya bangsa Arab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com