Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asita NTT Dukung Pemerintah Tutup Pulau Komodo

Kompas.com - 11/02/2019, 16:11 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Pemerintah Pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutananan dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), telah bersepakat untuk menutup Pulau Komodo di Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).

Penutupan itu mendapat tanggapan dari Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Provinsi NTT.

Baca juga: Ini Komentar Menpar tentang Isu Penutupan TN Komodo

Ketua Asita NTT Abed Frans mengatakan pihaknya mendukung penutupan pulau yang berada di Kabupaten Manggarai Barat itu.

Menurut Abed, dirinya senang dengan rencana penutupan itu karena sudah ada kejelasan, dibandingkan dengan sebelumnya yang belum diputuskan oleh pemerintah.

Jika sudah disepakati untuk penutupan Pulau Komodo, lanjut Abed, maka pihaknya akan menyesuaikan dengan mengatur paket perjalanan wisata ke TNK secara berimbang.

"Kami tidak keberatan dengan rencana penutupan Pulau Komodo, karena tujuannya untuk penataan menjadi lebih baik lagi,"ucap Abed melalui telepon selulernya kepada Kompas.com, Senin (11/2/2019) pagi.

Baca juga: KLHK Bentuk Tim untuk Mengelola TN Komodo

Abed mengatakan, dengan rencana itu pihaknya masih ada waktu 10 bulan untuk menjelaskan kepada wisatawan asing maupun domestik.

"Yang mau kita jelaskan kepada wisatawan itu bahwa bukan penutupan TNK, melainkan hanya Pulau Komodo. Karena itu, kita bisa tawarkan paket kepada wisatawan untuk ke Rinca, Padar, atau Pink Beach, dan obyek wisata lainnya di TNK," sebut Abed.

Wisatawan berjalan-jalan di pasir Pink Beach di kawasan Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Flores, NTT, Rabu (10/5/2017).KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Wisatawan berjalan-jalan di pasir Pink Beach di kawasan Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Flores, NTT, Rabu (10/5/2017).

Abed berharap, dengan penutupan Pulau Komodo, TNK bisa menjadi lebih baik lagi dari saat ini.

"Harapannya tentu sama seperti semua pelaku wisata lainnya, yaitu ke depannya Pulau Komodo dapat lebih baik lagi dalam menampung dan melayani wisatawan dengan segala fisilitas yang semakin baik, serta habitat komodo yang terus terpelihara dengan lebih baik lagi," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Pulau Komodo yang merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, akan ditutup sementara waktu. Pulau Komodo akan ditutup selama satu tahun.

“Per Januari 2020 kita akan tutup sementara waktu, tapi bukan secara keseluruhan, hanya khusus pulau Komodo,” ucap kepada Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu.

Baca juga: Tahun 2020, Pulau Komodo akan Ditutup Sementara Selama Setahun

Menurut Marius, penutupan Pulau Komodo telah menjadi komitmen bersama antara Pemerintah Provinsi NTT dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Selama setahun ditutup, lanjut Marius, pengunjung masih bisa mengunjungi pulau lain di TN Komodo. Misalnya, Pulau Padar, Rinca dan pulau–pulau lainnya.

Saat penataan kembali pulau Komodo tersebut, pemerintah pusat, provinsi dan daerah, akan bersama-sama menanam pohon endemik NTT. Selain itu juga akan ada riset–riset ilmu pengetahuan untuk memastikan pengembangbiakan komodo.

Selama satu tahun itu kata Marius, pihaknya akan bekerja sama dengan para ilmuwan yang mengetahui secara persis perkembangan komodo supaya kelestariannya terjaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com