Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Wisata Pendakian Semakin Mewabah Setiap Tahun?

Kompas.com - 11/03/2019, 10:11 WIB
Vitorio Mantalean,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sulit dimungkiri, saat ini tren pendakian gunung semakin digandrungi khususnya di kalangan muda-mudi. Tak jarang pula aktivitas mendaki gunung bermuara pada ajang eksistensi melalui media sosial.

Hari ini, dengan mudahnya seseorang menemukan foto dan video di internet tentang pendakian berbagai gunung di Tanah Air. Lantas, sejak kapan sesungguhnya tren ini bermula?

“Ketertarikan orang terhadap hobi pendakian mungkin mulai delapan tahun belakangan ini. Mulanya dari komunitas kecil di online, mulai hype,” tutur Wisnu Wiryawan, anggota Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) yang lama bergelut dengan wisata pendakian, saat ditemui KompasTravel di bazar Indofest 2019, Kamis (7/3/2019).

Baca juga: Kecelakaan Pendakian Gunung di Indonesia Meningkat 4 Tahun Terakhir

Menurut Wisnu, komunitas-komunitas kecil tersebut mulai saling bertukar informasi soal dunia pendakian di jagat maya. Kemudian, benih-benih tren ini disemai oleh aneka suguhan audiovisual yang menggugah rasa penasaran publik, khususnya kalangan muda-mudi.

“Akhirnya naik tontonan-tontonan yang berkaitan dengan petualangan, ada juga film-film yang berkaitan sama petualangan. Contohnya, terakhir yang tentang Semeru. Saya nggak mau nyebut merek atau nama filmnya. Iklimnya semakin meningkat dan APGI coba mengakomodasi ini,” terang pria bertubuh kurus tersebut kepada KompasTravel.

Ia menerangkan, APGI berupaya mengakomodasi antusiasme wisata pendakian ini dengan menyediakan jasa pemandu gunung bersertifikat.

Menurutnya, hal ini semakin diperlukan karena tak sedikit pendaki yang sebetulnya belum memiliki kemampuan dasar mendaki lantaran tidak pernah bergabung dalam komunitas maupun organisasi pencinta alam.

Baca juga: 4 Tahun Terakhir, Kecelakaan Pendakian Paling Banyak Terjadi di Gunung Semeru

Salah satu imbasnya, dunia pendakian kerap dirundung kabar duka mengenai kecelakaan sampai kematian para pendaki di alam bebas. Hal ini menjadi noda tersendiri ketika menjangkitnya tren wisata pendakian juga menyisakan pelbagai dampak positif.

Wisnu berujar, “Rata-rata kasus kematian yang terjadi adalah masalah fisik. Mostly, berkaitan sama fisik pendaki.”

Besar kemungkinan, tren wisata pendakian tidak sebanding dengan edukasi para pendaki.

“Masalah fisik itu berkesinambungan, karena berkaitan dengan upaya preventif. Persiapan kurang, manajemen logistiknya kurang. Belum lagi tentang kemampuan survival, ada emergency kit atau nggak. Hal-hal itu yang rasanya mereka belum siap,” katanya menjelaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com