Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lumpia Semarang Kini Dikemas Jadi Keripik

Kompas.com - 24/03/2019, 11:14 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.comLumpia dikenal sebagai salah satu hidangan khas dari Kota Semarang, Jawa Tengah. Untuk memperluas pasar, kini inovasi berbahan dasar lumpia berkembang. Salah satunya adalah keripik lumpia.

Keripik Lumpia pertama kali dihadirkan oleh pewaris generasi ke-5 kuliner Lumpia Semarang, Melanie Sugiarto pada Sabtu (23/3/2019). Butuh waktu sekitar 14 bulan untuk menghadirkan produk terbaru tersebut, agar keripik lumpia diterima pasar.

“Lumpia identik dengan makanan mengenyangkan, lalu kami ubah menjadi makanan ringan. Ini sebuah evolusi, setelah riset dan uji coba yang cukup panjang. Sebagai pewaris generasi lumpia, kami harus menghadirkan inovasi,” kata perempuan yang disapa Cik Me Me ini, saat memperkenalkan produknya di outlet jalan Gajahmada, Semarang.

Penampilan keripik lumpia memang mirip seperti keripik yang beredar pada umumnya. Hanya saja, keripik ini dibuat khusus dari adonan lumpia. Bahan-bahan adonan berisi kulit lumpia, lalu diberi bawang putih, bawang merah, cabai merah besar, telur, serta isian lumpia, bumbu taburan dan bumbu rahasia.

Pewaris generasi ke-5 kuliner lumpia Semarang Melanie Sugiarto menunjukkan inovasi keripik lumpia, Sabtu (23/3/2019)KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Pewaris generasi ke-5 kuliner lumpia Semarang Melanie Sugiarto menunjukkan inovasi keripik lumpia, Sabtu (23/3/2019)

Semua bahan yang ada kemudian dicampur dengan isian lumpia, kemudian diolah menjadi sedemikian rupa keripik. Jika lumpia basah hanya tahan 8 jam, maka keripik lumpia dinikmati cukup lama mencapai 4 bulan. Melanie yakin pasar keripik lumpia bisa lebih luas.

“Jadi, makan keripik ini sama dengan makan lumpia, ini jenis makanan ringan. Kami hadirkan keripik lumpia tidak jauh dari core bisnis yang sudah ada,” katanya.

Dikatakan Cik Me Me, inovasi mengubah lumpia basah menjadi kering membutuhkan riset dan ujicoba yang cukup lama, karena harus memadukan cita rasa, kerenyahan (crisp), aroma, dan tekstur.

Di setiap percobaan, kadang salah satunya cita rasa tidak tercapai, sehingga harus diulang. Selain itu, keripik lumpia juga tidak mengubah cita rasa asli lumpia.

“Keripik ini ringan dan mengasyikkan. Bisa menjamu hidangan tamu,” tambahnya.

Lumpia Semarang dilengkapi dengan daun bawangKOMPAS.com/NAZAR NURDIN Lumpia Semarang dilengkapi dengan daun bawang

Untuk tahap awal, keripik lumpia hanya tersedia rasa original dan original pedas. Keripik dapat dinikmati semua kalangan.

“Kami ingin keripik ini bisa diekspor. Masa keripik dari luar negeri bisa masuk, kita tidak bisa keluar. Keripik ini peluangnya cukup besar, dan bisa sampai ke pelosok Indonesia,” tandasnya.

Sebelumnya, membuat keripik lumpia, Cik Me Me telah membuat sejumlah varian lumpia, antara lain Lumpia Raja Nusantara yang berisi campuran jamur dan kacang mede, KaJaMu yang berisi kambing jantan muda dicampur daging kambing muda, kemudian Lumpia Fish dengan campuran isi daging ikan kakap.

Menu lainnya, Lumpia Crab atau lumpia berisi daging kepiting, kemudian Lumpia Original dengan campuran udang, rebung, dan ayam, serta Lumpia Plain yang khusus untuk kalangan vegetarian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Travel Update
Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com