KOMPAS.com – Layaknya tempat peribadatan umat agama lain, banyak masjid di Indonesia punya filosofi tersendiri. Masjid Agung Surakarta adalah salah satunya.
Masjid ini dirancang dengan bentuk sama dengan Masjid Agung Demak. Bangunan utamanya berbentuk joglo dengan atap tajuk susun tiga. Melambangkan kesempurnaan kaum muslim dalam menjalani kehidupannya yakni Islam, iman, dan ihsan.
Tahukah Anda, Masjid Agung Surakarta terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Berikut daftarnya.
1. Kuncungan
Bangunan ini berfungsi sebagai pintu masuk utama dan digunakan untuk menyambut tamu. Letaknya berada di sebelah depan masjid. Bangunan ini memiliki atap limasan berwarna biru, dan atapnya disangga oleh empat kayu.
2. Serambi Masjid
Serambi Masjid Agung Surakarta berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 20,80 m x 52,80 m. Serambi masjid dibangun saat masa Sultan Pakubuwana XII berkuasa.
Konstruksi serambi dinamakan "limasan klabang nyander" yang berarti atap limasan memanjang dengan pengeret lebih dari empat buah. Konstruksi atap ini menyerupai atap pendapa bangunan rumah tinggal yang dibangun dengan tata letak arsitektur Jawa yang telah mendapat pengaruh kolonial.
Atap serambi ditopang 40 tiang, di mana 8 pasang tiang menopang atap tingkat teratas. Sisanya menopang bagian pinggir.
Pada bagian serambi, terdapat bedug yang diberi nama Kiai Wahyu Tengara dan kentongan kayu jati yang memiliki panjang 265 cm.
3. Gapura
Fungsi Gapura ini adalah sebagai gerbang utama yang mempertemukan kompleks Masjid Agung Surakarta dengan kawasan Alun-alun Keraton Surakarta. Gapura ini bergaya arsitektur Pintu Gerbang Utama Persia hasil perombakan Sultan Pakubuwana X.
Pada gapura terdapat 3 pintu, di mana setiap pintu terdapat beberapa simbol. Pada pintu tengah terdapat relief dari kayu yang menggambarkan bumi, bulan, matahari dan bintang dengan mahkota raja di atasnya. Sementara itu pintu pengapit sisi utara dan selatan terdapat panil kayu berhias relief Arab.
4. Menara
Menara Masjid Agung Surakarta berdiri menjulang setinggi 33 m. Dulunya menara difungsikan untuk mengumandangkan azan penanda waktu shalat. Jumlah anak tangga pada menara sejumlah 138 buah dan terbuat dari besi melingkar.
Menurut penuturan Abdul Basyid Rohmat, menara ini dibuat lantaran terinspirasi menara masjid di Masjidil Haram.
5. Pagongan
Lokasi untuk meletakkan gamelan Sekaten. Gamelan merupakan salah satu media dakwah ulama terdahulu untuk menarik agar orang-orang bersedia mengenal Islam. Gamelan yang berada di ruang Pagongan hanya dibunyikan ketika acara Sekaten berlangsung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.