Menurut Djitron, peminat alat musik Sasando bukan hanya dari dalam negeri saja, tapi juga dari luar negeri seperti Asia, Eropa dan Amerika.
"Kalau menggunakan peralatan sederhana, produksinya sangat lambat. Malah banyak pesanan yang kita tidak bisa terima karena berhubung waktu. Dengan adanya bantuan ini, saya yakin bisa mempercepat proses pengerjaan Sasando dan bisa lebih banyak lagi yang kita produksi," ujar Djitron.
Djitron mencontohkan, jika menggunakan peralatan sederhana, dalam seminggu hanya bisa produksi satu sasando berukuran besar.
Namun jika menggunakan alat yang baru ini, dia optimistis bisa memproduksi lima sampai enam Sasando dalam sepekan.
"Kita akan produksi mulai dari suvenir hingga Sasando ukuran besar. Sasando yang kita produksi ini ada 15 bentuk atau ukuran,"sebut Djitron yang sudah berkeliling dunia, dengan bermain Sasando.
Untuk suvenir kata Djitron, dijual mulai Rp 25.000 hingga ratusan ribu Rupiah. Sedangkan Sasando, dijualnya mulai dari Rp 2,5 juta hingga Rp 15 juta.
Paling mahal itu, lanjut Djitron, sasando yang didesain berbeda. Dia menyebutnya dengan nama Sasando mobile di mana cara mainnya bukan hanya duduk saja, tetapi bisa dalam posisi berdiri dan bisa dibawa ke mana-mana.
Djitron pun mengaku, selama ini belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Perhatian yang dimaksudnya adalah bantuan peralatan modern untuk membuat Sasando.
Meski begitu, Djitron tetap yakin, usaha yang digelutinya bisa berhasil dan meningkatkan kehidupan ekonomi.
Djitron pun berharap, usaha pembuatan Sasando ini bisa juga diproduksi oleh banyak orang, sehingga Sasando bisa dikenal luas.
"Saya ingin Sasando bisa mendunia seperti gitar,"kata Djitron.
Dosen Politeknik Negeri Kupang, yang juga ketua tim, Melsiani R F Saduk, ST.,MT, mengatakan, bantuan ini merupakan program kemitraan masyarakat.
"Ini bantuan dari Kemenristek Diskti, khusus untuk program pengembangan produk unggulan daerah yang menyentuh produk-produk yang diharapkan bisa dieskpor,"ujar Melsiana.
Menurut Melsiana, tujuan dari bantuan peralatan ini, agar mitra usaha kecil menengah, pangsa pasarnya bisa lebih luas.
"Sebenarnya alat musik Sasando ini sesuatu yang luar biasa. Namun produksinya sangat manual, sehingga kita terpanggil untuk membantu peralatan produksi," katanya.
Melsiana berharap, peralatan yang diberikan itu, bisa dijaga, dipelihara dan difungsikan dengan baik dan benar.
"Kalau rusak, tentu mereka bisa koordinasi dan kosultasi dengan kami. Kami ini sebagai mitra dan akan berkelanjutan programnya," tutup Melsiana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.