Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2019, 14:00 WIB
Albert Supargo,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia sempat dilanda tren kopi. Seiring dengan perkembangan tren ini, mulai bermunculan beragam varian kopi yang memiliki karakter yang berbeda satu sama lain.

Selain dari jenisnya, pengelompokan kopi juga ditentukan dari varietasnya. Ada berbagai macam varietas di kopi diantaranya adalah typica, bourbon, caturra, sidikalang, dan masih banyak lagi.

Namun dari varietas-varietas ini, ada satu varietas yang diagung-agungkan oleh beberapa pecinta kopi. Varietas tersebut adalah gesha atau disebut pula geisha.

Apa sebenarnya kopi varietas geisha ini?

“Varietas ini awalnya ditemukan di salah satu desa daerah pegunungan yang bernama Desa Gesha di Ethiopia,” ujar CEO ABCD School of Coffee Hendri Kurniawan saat dihubungi oleh Kompas.com, Selasa (18/9/2019).

Hendri menjelaskan bahwa kopi ini sempat dianggap punah oleh pecinta kopi dunia sebelum diperkenalkan kembali pada 2004 di Panama oleh Price dan Daniel Peterson.

Baca juga: Seduhan Biji Okra yang Mirip Kopi, Seperti Apa Rasanya?

Babak baru varietas kopi geisha dimulai pada tahun 1996 ketika duo ayah-anak, Price dan Daniel Peterson, membeli dan menanam beberapa pohon kopi liar. Tanaman pertama dari budidaya ini dipanen dan diproses pada tahun 2004.

Dilansir dari www.fivesenses.com.au, situs kopi speciality di Australia, kopi ini mulai dilirik oleh para pecinta kopi di dunia setelah ia dinobatkan sebagai The Best Of Panama atau biasa disingkat BOP.

BOP merupakan sebuah wadah lelang kopi berkualitas tinggi, hasi dari petani kopi Panama. Ajang ini digandrungi sebagai tempat mencari kopi kelas atas oleh pecinta kopi di dunia.

Kopi varietas geisha menjadi langganan pemenang lelang. Paling tinggi di antara kopi varietas lain. Hal ini membuat kopi geisha semakin populer di kalangan pecinta kopi. Oleh karena itu, banyak petani lain yang menanam pohon kopi geisha di pertaniannya.

Ilustrasi perkebunan kopi di Panama. Dok. Traveller.com.au Ilustrasi perkebunan kopi di Panama.

Berawal dari Eithopia, Populer di Panama

Sebenarnya kopi geisha sendiri sudah lama dikenal oleh masyarakat Ethiopia. Adi Taroepratjeka, salah satu juri dalam Indonesia Barista Competition (IBC) sempat menjelaskan asal muasal dari kopi Gesha ini.

“Masyarakat Eithopia sendiri sudah mengenal kopi ini dari tahun 1930-an. Alasan kenapa kopi ini ditanam di Panama adalah karena dia kuat menghadapi penyakit karat daun,” ujar Adi saat dihubungi oleh Kompas.com, Selasa (18/9/2019).

Selain itu, topografi unik Panama memberikan kondisi pertumbuhan yang sempurna bagi Gesha untuk berkembang. 

Baca juga: 4 Tips Bikin Kopi Sendiri saat Traveling

Iklim mikro yang disebabkan oleh banyak medan yang berbeda (bukit, gunung, sungai, jurang, dll.) Kombinasi dataran tinggi, tanah vulkanik yang kaya nutrisi, angin yang menciptakan kabut, dan malam yang dingin merupakaan faktor pendukung kompleksitas rasa kopi Gesha

Pada tahun 1964-1965, lembaga peneliti pangan di Eithopia mengadakan penelitian ketahanan kopi. Karena hal ini, beratus sampel kopi didistribusikan ke banyak lembaga penelitian kopi di dunia. Dari sinilah kopi geisha masuk ke Panama dan ditemui oleh Price dan Daniel Peterson.

Baca juga: 4 Fakta Menarik dari Kopi Sumatera

Rasa dari kopi geisha

Dari segi rasa, Adi menyatakan hasil seduhan kopi geisha ini memiliki rasa yang khas.

“Rasanya lembut, dengan aroma bunga seperti melati, peach, madu,” ujar Adi.

Ia juga menjelaskan rasa dari varietas ini dapat dirasakan dengan jelas. Hal inilah yang menjadi ciri khas unggulan dari varietas satu ini.

“Justru yang menyenangkan dari gesha adalah rasanya yang sangat jelas, sehingga mudah untuk seorang barista menjanjikan beberapa karakter rasa,” ujar Adi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com