Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nostalgia Buah Duwet di Gunungkidul, Kini Sulit Ditemukan...

Kompas.com - 16/10/2019, 08:07 WIB
Markus Yuwono,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Buah jamblang atau duwet berwarna hitam pada masa lalu banyak tumbuh di pekarangan warga Gunungkidul, Yogyakarta. Namun dalam perkembangannya, banyak warga yang menebang pohonnya.

Saat ini buah dengan nama latin Syzygium cumini dijual dengan harga yang cukup lumayan tinggi di pasar tradisional.

Salah seorang warga Kecamatan Patuk, Gunungkidul, Gunawan mengatakan pada tahun 1990-an pohon duwet cukup mudah ditemukan di sekitar rumahnya. Namun saat ini, tak banyak masyarakat Gunungkidul yang memiliki pohon duwet.

"Dulu setiap pulang sekolah, bersama beberapa teman mencari duwet di pekarangan atau di kebun mudah. Pemiliknya pun tidak mempermasalahkan memetik duwet atau mengambil yang jatuh," katanya saat ditemui di Pasar Playen, Senin (14/10/2019). 

Gunawan menyebut saat ini sulit menemukan buah duwet. Menurutnya, duwet memiliki rasa khas yang mengingatkan pada masa kecilnya. Namun,

"Rasanya manis, dan sepet campur jadi satu," ucapnya. 

Baca juga: 24 Jam di Gunungkidul Yogyakarta, Wisata ke 3 Pantai dan 1 Bukit

Dari pengamatan Kompas.com di Pasar Tradisional Kecamatan Playen, duwet dijual seharga Rp 24.000 per kilogram. Para penjual mengemas duwet menggunakan plastik bening untuk memudahkan pembeli.

Pembeli membeli seperempat ataupun setengah kilogram. "Saya membeli online dari (Kecamatan) Ponjong," kata salah seorang penjual duwet. 

Seorang pembeli Wahyu Purwanto mengaku sengaja mencari buah duwet di pasar tradisional karena lebih murah, dan lebih segar.

Pembeli Membeli Buah Duwet yang dijual di Pasar Tradisional Kecamatan Playen, Gunungkidul Senin (14/10/2019)KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Pembeli Membeli Buah Duwet yang dijual di Pasar Tradisional Kecamatan Playen, Gunungkidul Senin (14/10/2019)
Menurutnya, buah duwet salah satu cara untuk bernostalgia dengan masa kecilnya yakni mencari duwet di sekitar pekarangan rumah, dan tetangga.

"Sejak kecil saya suka duwet, kebetulan pas di Pasar Playen sekalian membeli dua kilo untuk saya sendiri dan teman-teman," katanya.

Baca juga: 5 Pantai Pasir Putih di Gunungkidul

Wahyu menyebut buah duwet ini cocok dikembangkan di Gunungkidul karena pohon duwet tidak memerlukan air yang banyak.

"Kalau makan lidahnya menjadi ungu, malah ingat waktu kecil dulu," ucapnya. 

Duwet memiliki buah berbentuk lonjong dan berwarna biru tua nyaris hitam. Duwet memiliki tekstur buah sedikit berserat, dan memiliki biji hampir separuh dari buah.

Dari beberapa artikel buah dengan nama lain Jamblang ini memiliki kasiat karena memiliki serat tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com