Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghidupkan Budaya Kulon Progo Lewat Festival Musik Tradisional

Kompas.com - 16/10/2019, 22:00 WIB
Dani Julius Zebua,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

 

Tampil di FPB, mereka mempertontonkan bagaimana puluhan anak dari usia TK bermain jaranan. Anak-anak dalam kostum dominan menunggang pelepah pisang yang dibentuk sepertu ayam. 

"Jaranan jago dengan kostum jaranan berkepala (ayam) jago. Kostum tari menyerupai ayam," kata Ichwan Januar, salah pemusik asal Wates.

Ichwan mengungkapkan, anak-anak usia SMA bermain lesung dan menyanyi. Yang lebih kecil menari.

Perlu 1 minggu untuk berlatih. Awalnya sulit namun semua berakhir menyenangkan. "Banyak anak baru tapi mereka akan meneruskannya," kata Ichwan.

Kulon Progo yang agraris

Pemerintah Kulon Progo terus mendorong kesenian Gejog Lesung agar bisa mengakar ke dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya lewat Festival Padhang Bulan.

"Pada masa lalu, gejok lesung merupakan bagian dari aktivitas masyarakat agraris. Untai padi ditumbuk dengan alu pada lesung," kata Plt Bupati Kulon Progo, Sutedjo, Selasa malam.

Gejog lesung berarti menumbukkan alu, kayu glugu sepanjang 1,5 meter diameter 10 cm, pada mangkuk panjang dari kayu nangka. 

Ia menceritakan, selain menumbuk, warga memanfaatkannya sebagai saluran ekspesi warga di waktu tertentu. Termasuk saat panen maupun menyambut bulan purnama.

Muncullah sebutan kegiatan ini sebagai 'kotekan lesung'.

Dalam perjalanan waktu, ketika tumbuk padi terganti oleh mesin, generasi terdahulu tak sempat mengalihkan ilmu "kotekan" ini ke generasi berikutnya. Apalagi menjadikan sebagai instrumen musik. 

Di sisi lain, anak-anak muda lebih menyukai musik dengan instrumen yang baru dan jamak digemari. Musik perkusi lesung dan alu ini pun semakin ditinggalkan.

"Keberadaannya terancam punah," kata Sutedjo. 

Kelompok-kelompok kesenian yang memanfaatkan musik Gejok Lesung terus tumbuh di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka memanfaatkan lesung dan alu penumbuk dalam setiap gelaran aksi, memadukannya dengan kesenian lokak. Seperti sekelompok warga Sentolo ini memanfaatkan lesung jadi pengiring Oglek atau kesenian rakyat yang mirip jathilan.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Kelompok-kelompok kesenian yang memanfaatkan musik Gejok Lesung terus tumbuh di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka memanfaatkan lesung dan alu penumbuk dalam setiap gelaran aksi, memadukannya dengan kesenian lokak. Seperti sekelompok warga Sentolo ini memanfaatkan lesung jadi pengiring Oglek atau kesenian rakyat yang mirip jathilan.
Ia berharap warga tetap terus mengembangkannya dan mempertahankan musik ini menjadikan warisan leluhur sebagai kebanggaan. 

"Kiranya seniman seniwati Kulon Progo nanti bisa mengombinasi dengan lagu dolanan dan nostalgia agar generasi muda semakin tertarik Gejok Lesung," kata Sutedjo.

Upaya belakangan ini dari tahun ke tahun, mulai menunjukkan bagaimana  anak-anak mulai dikenalkan dengan kesenian ini.

"Ini artinya akan lestari ke generasi berikutnya," kata Sutedjo.

Sekretaris Dinas Kebudayaan, Joko Mursito menceritakan festival Gejok Lesung sendiri sudah memasuki tahun penyelenggaraan keenam. 

Baca juga: Mampir ke Kulon Progo, Wajib Borong Batik Khasnya

Perjalanannya kesenian ini terus berkembang dalam kolaborasi dengan kesenian unggulan di daerah masing-masing kecamatan.

Gejok lesung pun tumbuh menjadi bagian dalam ruang ekspresi masyarakat untuk mewujudkan seni pertunjukan selain sebagai hiburan. 

"Festival ini diberikan ruang ekspresi pada penggarap. Gejok lesung sebagai pelestarian tradisi dikombinasi zaman milenial," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com