Tampil di FPB, mereka mempertontonkan bagaimana puluhan anak dari usia TK bermain jaranan. Anak-anak dalam kostum dominan menunggang pelepah pisang yang dibentuk sepertu ayam.
"Jaranan jago dengan kostum jaranan berkepala (ayam) jago. Kostum tari menyerupai ayam," kata Ichwan Januar, salah pemusik asal Wates.
Ichwan mengungkapkan, anak-anak usia SMA bermain lesung dan menyanyi. Yang lebih kecil menari.
Perlu 1 minggu untuk berlatih. Awalnya sulit namun semua berakhir menyenangkan. "Banyak anak baru tapi mereka akan meneruskannya," kata Ichwan.
Pemerintah Kulon Progo terus mendorong kesenian Gejog Lesung agar bisa mengakar ke dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya lewat Festival Padhang Bulan.
"Pada masa lalu, gejok lesung merupakan bagian dari aktivitas masyarakat agraris. Untai padi ditumbuk dengan alu pada lesung," kata Plt Bupati Kulon Progo, Sutedjo, Selasa malam.
Gejog lesung berarti menumbukkan alu, kayu glugu sepanjang 1,5 meter diameter 10 cm, pada mangkuk panjang dari kayu nangka.
Ia menceritakan, selain menumbuk, warga memanfaatkannya sebagai saluran ekspesi warga di waktu tertentu. Termasuk saat panen maupun menyambut bulan purnama.
Muncullah sebutan kegiatan ini sebagai 'kotekan lesung'.
Dalam perjalanan waktu, ketika tumbuk padi terganti oleh mesin, generasi terdahulu tak sempat mengalihkan ilmu "kotekan" ini ke generasi berikutnya. Apalagi menjadikan sebagai instrumen musik.
Di sisi lain, anak-anak muda lebih menyukai musik dengan instrumen yang baru dan jamak digemari. Musik perkusi lesung dan alu ini pun semakin ditinggalkan.
"Keberadaannya terancam punah," kata Sutedjo.
"Kiranya seniman seniwati Kulon Progo nanti bisa mengombinasi dengan lagu dolanan dan nostalgia agar generasi muda semakin tertarik Gejok Lesung," kata Sutedjo.
Upaya belakangan ini dari tahun ke tahun, mulai menunjukkan bagaimana anak-anak mulai dikenalkan dengan kesenian ini.
"Ini artinya akan lestari ke generasi berikutnya," kata Sutedjo.
Sekretaris Dinas Kebudayaan, Joko Mursito menceritakan festival Gejok Lesung sendiri sudah memasuki tahun penyelenggaraan keenam.
Baca juga: Mampir ke Kulon Progo, Wajib Borong Batik Khasnya
Perjalanannya kesenian ini terus berkembang dalam kolaborasi dengan kesenian unggulan di daerah masing-masing kecamatan.
Gejok lesung pun tumbuh menjadi bagian dalam ruang ekspresi masyarakat untuk mewujudkan seni pertunjukan selain sebagai hiburan.
"Festival ini diberikan ruang ekspresi pada penggarap. Gejok lesung sebagai pelestarian tradisi dikombinasi zaman milenial," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.