BANDA ACEH, KOMPAS.com – Azan magrib baru saja usai, Selasa (5/11/2019). Sejumlah mobil berjejer di halaman nan luas Masjid Keuchik Leumik, di Desa Lamseupeung, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh, Aceh.
Sejumlah pejalan kaki tergopoh-gopoh menuju tempat wudhu nan bersih. Dibalut marmer dan granit.
Semua ingin melaksanakan shalat berjamaah di masjid yang tersohor itu. Bergaya timur tengah, dengan satu kubah besar diapit empat menara. Bentuk masjid mengingatkan akan masjid-masjid di Timur Tengah.
Masjid Keuchik Leumik dibangun mulai 19 Juli 2016, dan diresmikan 28 Januari 2019.
Sejak diresmikan, masjid dengan luas 34 x 22 meter ini menjadi ikon baru di Banda Aceh.
Baca juga: Berkunjung ke Masjid Berusia 110 Tahun di Medan, Masjid Raya Al Mashun
Bukan cuma menarik wisatawan untuk berkunjung dan menunaikan ibadah, masjid ini juga memikat bagi para calon mempelai untuk memulai perjalanan hidup bersama.
Tercatat ada 70 pasangan ingin melangsungkan pernikahan di masjid tersebut. Mereka tidak seluruhnya warga Desa Lamseupeung. Sebagian berasal dari warga Aceh Besar, bahkan ada yang dari Provinsi Banten dan DKI Jakarta.
Masjid ini didominasi warna kuning keemasan. Keindahan masjid akan semakin tampak saat malam hari. Pasalnya ada sungai di seberang masjid yang memantulkan keindahan masjid.
Pada siang hari, kubah masjid yang menonjol mempercantik bangunan di lahan seluas 3.500 meter.
Masjid Keuchik Leumim dibangun oleh Haji Harun Keuchik Leumik. Nama Masjid Keuchik Leumik, diambil dari nama ayah dari wartawan senior, kolektor benda bersejarah, pengusaha logam mulia dan budayawan Aceh ternama itu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.