“Dulu ini lahan mati, rawa-rawa,” kata kepala Desa Penambangan Martha Suprihasti saata ditemui Kompas.com.
Menurut dia, ide untuk membangun tempat wisata itu karena melihat fenomena generasi milenial yang tak bisa dipisahkan dari swafoto.
Apalagi, ketika menemukan tempat yang Instagramable. Akhirnya, pada Oktober 2019 lalu, tempat wisata ini diresmikan.
Ternyata, minat anak muda untuk berkunjung cukup tinggi. Mereka berdatangan untuk menikmati berbagai spot foto unik dan menarik. Destinasi tersebut semakin ramai dengan wisatawan.
“Saya promosikan melalui media sosial, unggah foto yang menarik di Instagram dan Facebook, banyak yang tanya,” terang Martha.
Banyak pengunjung yang mengetahui lokasi destinasi wisata tersebut dari media sosial. Sebab Martha begitu gencar mempromosikan wisata yang dibangun dengan dana desa ini di instagram facebook.
Bahkan, juga menyelenggarakan lomba fotografi untuk mengenalkannya.
“Banyak yang booking untuk mengadakan kegiatan di sini, dari PAUD hingga SMA,” ujarnya.
Setiap hari libur, selalu ramai oleh pengunjung. Para pelajar datang tak hanya untuk berwisata, namun juga belajar permainan tradisional. Bahkan, perempuan yang hobi menulis ini juga menyediakan perpustakaan mini.
Di sela anak-anaknya bermain, orang tua memilih kegiatan lain di tempat ini. Wisata ini juga menyediakan paket keluarga yang hendak berkunjung ke sana.
Malam ada paket hiburan, siang pengenalan pada potensi alam, seperti berkunjung ke lokasi pertanian.
Satu-satunya bertema Indian Camp
Menurut Martha, di Bondowoso, wisata dengan tema Indian Camp baru satu. Sedangkan di Jawa Timur, hanya ada di Kediri.
“Ketika masuk ke rumah selfie, banyak spot foto menarik yang tidak dimiliki oleh destinasi wisata lain,” terangnya.
Suku Indian dipilih sebagai sajian destinasi wisata karena merupakan suku yang sudah terkenal di dunia. Bersifat universal. Semua orang tahu tentang suku ini dan tertarik dengan pakaian yang mereka pakai.