Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pajak Hotel dan Restoran Diminta Dibebaskan Selama Wabah Virus Corona

Kompas.com - 10/04/2020, 14:40 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) meminta Pemerintah membebaskan pembayaran pajak hotel dan restoran selama wabah virus corona berlangsung.

Hal itu diungkapkan Ketua PHRI, Haryadi Sukamdani dalam diskusi online dengan sejumlah media, Selasa (7/4/2020).

"Kami sudah usulkan itu kepada para kepala daerah," kata Hariyadi.

Baca juga: Pariwisata Dunia Dipredksi Pulih 10 Bulan Pasca Wabah Corona, Bagaimana Indonesia?

Pembebasan ini lantaran situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan hotel mendapat pemasukan dari tamu. Plus, kini sudah banyak hotel tutup.

Kini, lanjut Hariyadi, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri RI terkait permintaan tersebut.

Selain itu, ia juga mengusulkan agar pemerintah menunda pajak bumi dan bangunan serta dapat dicicil pembayarannya.

Baca juga: Pesan Antar Makanan Bisa Bantu Hotel dan Restoran saat Wabah Corona?

Adapun untuk pajak air bawah tanah, PHRI juga meminta untuk diberikan diskon. Kemudian retribusi sampah dan pajak reklame dibebaskan.

"Selain itu, kami juga minta untuk gas dan listrik ini sebaiknya harga diturunkan, dan kami harap tidak ada minimum payment. Jadi pembayaran mengikuti penggunaan saja, kalau penggunaannya kecil, bayarnya juga murah seperti itu," tambahnya.

Baca juga: Kenapa Awak Kabin Pesawat Kebanyakan Perempuan?

Seperti diketahui, menurut data PHRI hingga Senin (6/4/2020) sebanyak 1.266 hotel di 31 provinsi Indonesia tutup karena wabah virus corona.

Namun, data ini dikatakan masih akan terus bertambah. Hariyadi menjelaskan, data tersebut hanya berdasarkan laporan hotel-hotel kepada Badan Pengurus Daerah PHRI.

"Kami yakin, data sebenarnya lebih dari itu, masih banyak yang belum melaporkan hotel-hotel mana saja yang tutup," katanya.

Turis asing terlihat sedang menikmati panorama alam Bali di kolam renang hotel. SHUTTERSTOCK/JOMNICHA Turis asing terlihat sedang menikmati panorama alam Bali di kolam renang hotel.
Strategi bertahan

Adapun hotel-hotel yang masih bertahan menerapkan sejumlah strategi masing-masing. Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) cabang Bali, I Made Ramia saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/4/2020).

"Sebagian besar hotel sudah pada tutup dari awal April 2020. Walau ada beberapa yang masih beroperasi karena masih ada tamu yang dilayani terutama airlines crews," kata Made.

Lanjutnya, ada tiga strategi bertahan hotel-hotel di Bali di antaranya mendapat suntikan dana atau capital fund, melakukan pemasaran secara kreatif seperti menjual kamar dengan tambahan benefits sehingga menarik calon pelanggan.

Baca juga: Mayoritas Hotel di Bali Tutup Operasional, Sisanya Mencoba Bertahan

Selain itu, ada juga yang menjual voucer dan bisa diambil kapan saja serta berlaku setahun ke depan dengan open date.

Made juga mengatakan, kondisi pegawai saat ini disesuaikan dengan kebutuhan operasional hotel yang masih bertahan.

"Sementara karyawan yang lainnya dipersilakan mengambil hak cuti, extra off, day in lieu dan juga ada yang dikasih unpaid leave (cuti tanpa dibayar) untuk membantu cash flow dari perusahaan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com