Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata De Djawatan Banyuwangi, Ada 805 Pohon Berumur 150 tahun

Kompas.com - 21/11/2020, 11:11 WIB
Bagus Supriadi,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Wisata De Djawatan yang ada di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi sudah mulai dikunjungi banyak wisatawan. Mereka datang dari berbagai daerah, mulai dari Jember hingga Lumajang.

Para wisatawan bergantian masuk ke tempat wisata itu setelah sebelumnya ditutup karena pandemi Covid-19 pada 12 Maret-21 Juli 2020.

Tiba di pintu depan, wisatawan harus mengikuti protokol kesehatan, seperti cek suhu tubuh dan memakai masker. Mereka juga harus membayar tiket masuk Rp 6.000.

Baca juga: De Djawatan Banyuwangi Sudah Terapkan Protokol Kesehatan, Seperti Apa Keindahannya?

 

Memasuki hutan De Djawatan, pengunjung langsung pohon trembesi yang menjulan tinggi dan rindang. Tulisan De Djawatan menjadi spot selfie pertama ketika memasuki tempat ini.

Berfoto memang seolah menjadi kewajiban di sana karena tempatnya memang instagramable, sehingga pas menjadi latar belakang foto.

“Ini kunjungan saya yang pertama ke De Djawatan. Cocok banget bagi yang suka foto,” kata seorang wisatawan asal Lumajang bernama Olivia Heluri Yolanda kepada Kompas.com.

Perempuan yang juga duta wisata raka-raki Jawa Timur itu menikmati keindahan hutan De Djawatan. Di sana, dia mengelilingi hutan yang sejuk. Bila lelah berjalan kaki, transportasi tradisional berupa dokar telah tersedia.

Sejarah De Djawatan, Tempat Kejayaan Perum Perhutani 

Manajer De Djawatan Bagus Joko mengatakan bahwa sejak akhir 2017 lalu, dirinya sudah mulai melirik De Djawatan sebagai tempat wisata. Pihak Perhutani lalu melakukan observasi dan uji.

Setelah dinilai cukup kuat menjadi tempat wisata, pihaknya mulai berani memperkenalkan wisata rintisan tersebut. Tempat wisata itu baru dibuka pada Juni 2018.

Nama De Djawatan digunakan untuk mengingatkan seluruh masyarakat bahwa lokasi itu merupakan tempat kejayaan Perum Perhutani.

“Kalau Perhutani dulu, namanya Djawatan Kehutanan. Selain itu, akses pintu masuk ke lokasi De Djawatan merupakan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). Namanya Djawatan PT KAI. Untuk membuat tempat itu menjadi kenanangan, kami pilih nama De Djawatan,” kata Bagus.

 

Adapun, tempat wisata itu memang mengunggulkan panorama pepohonan trembesi raksasa. Pihak pengelola pun tidak menyediakan sarana wisata buatan dan tetap mempertahankan keasrian hutan.

“Kalau ingin foto dengan latar belakan seperti hutan vangor dalam film Lord of The Rings, ini tempatnya,” imbuh dia.

Bagus melanjutkan. ada sekitar 805 pohon yang sudah berumur sekitar 100-150 tahun. Pohon tersebut dengan keliling antara 400-500 centimeter (cm). Jika keliling pohon 400 cm, maka diameternya bisa 1,5 meter-2 meter.

Baca juga: De Djawatan Banyuwangi, Bagai Masuk ke Hutan Lord of The Rings

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com