Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaisar Jepang Kunjungi Waduk Pluit, Ketahui 7 Faktanya 

Kompas.com - 19/06/2023, 11:50 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito bersama rombongan mengunjungi Rumah Pompa Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (18/6/2023).

Mengutip Kompas.com, Naruhito tiba di Rumah Pompa Waduk Pluit sekitar pukul 14.45 WIB. Sebelum mengunjungi rumah pompa tersebut, Naruhito dan rombongan sempat mengunjungi Depo Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Baca juga: Kaisar Jepang Naruhito Kunjungi Rumah Pompa Waduk Pluit

Baca juga: Yuk, Piknik di Taman Waduk Pluit

Kunjungan ini merupakan rangkaian lawatan perdana Naruhito ke Indonesia sejak dinobatkan sebagai Kaisar Jepang ke-126 pada 2019. Rencananya, Kaisar Naruhito bersama Permaisuri akan berada di Indonesia selama tujuh hari, sejak Sabtu (17/6/2023) sampai Juma (23/6/2023).

Waduk Pluit merupakan sebuah danau buatan seluas 80 hektare di Penjaringan, Jakarta Utara. Waduk Pluit memiliki peran sangat vital bagi warga Jakarta karena berfungsi mencegah banjir dengan menampung air utamanya saat musim hujan.

Presiden Joko Widodo, Ibu Irana Joko Widodo bersama Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (19/6/2023)dok. Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo, Ibu Irana Joko Widodo bersama Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (19/6/2023)

Fakta Waduk Pluit

Berikut sejumlah fakta Waduk Pluit yang menarik untuk diketahui, seperti dihimpun Kompas.com.

1. Awalnya berupa rawa

Sejarah Waduk Pluit awalnya berupa sebuah rawa. Nama Pluit berasal dari bahasa Belanda, yaitu fluitschip yang artinya kapal layar panjang.

Nama tersebut diberikan lantaran Belanda meletakkan sebuah fluitschip yang sudah tidak laik laut di pantai sebelah timur muara Kali Angke, sehingga daerah ini diberi nama Pluit.

Baca juga: 5 Aktivitas Seru di Dogs Ministry Pluit, Bisa Bawa Anjing Sendiri

Baca juga: Panduan Lengkap ke kafe Dogs Ministry di Pluit Jakarta Utara

2. Dibangun pada 1960-an

Melansir dari laman Indonesia.go.id, Waduk Pluit dibangun di awal 1960-an dengan sistem polder, atau suatu cara penanganan banjir dengan kelengkapan bangunan sarana fisik. Adalah Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang mendukung gagasan pembangunan Waduk Pluit ini.

Kawasan Pluit yang berawa itu diurug dan pada bagian lain dikeruk untuk dibangun waduk. Luas waduk ditetapkan 80 hektare.

Setelah Presiden Soekarno lengser, proyek ini dilanjutkan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Pembangunan Waduk Pluit selesai pada 1973.

Sejak saat itu, Waduk Pluit berfungsi menampung jutaan mililiter air limbah dan limpahan air hujan dari hulu di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

 

Suasana sisi barat Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta UtaraKompas.com/ Robertus Belarminus Suasana sisi barat Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara

3. Kemunculan pemukiman warga 

Petugas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeruk sedimen lumpur dan sampah di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Rabu (12/6/2019). KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeruk sedimen lumpur dan sampah di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Rabu (12/6/2019).

Namun, masalah mulai muncul ketika hadir permukiman warga di lahan Waduk Pluit. Mengutip Tribun News, warga mulai menempati lahan pemerintah di Waduk Pluit pada akhir 1980-an. 

Namun demikian, pemerintah setempat tidak melarang, sehingga semakin banyak warga daerah sekitar yang datang untuk menempati kawasan Waduk Pluit. Hunian baru di Waduk Pluit pun bermunculan.

Alhasil, luas waduk pun berkurang dari semula 80 hektare menjadi 60 hektare, dimana 20 hektare ditutupi rumah penduduk. Sementara, sebagian area Waduk Pluit lainnya tertutup eceng gondok dan endapan lumpur.

Baca juga:

4. Banjir 2013 

Kondisi Waduk Pluit tersebut ternyata membawa petaka bagi warga DKI Jakarta, khususnya yang berada di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Salah satu musibah yang masih berbekas di ingatan warga adalah banjir pada 2013 lalu.

Melansir dari laman Indonesia.go.id, kawasan Jakarta, Depok, Bogor, dan sekitarnya diguyur hujan lebat selama lima hari berturut-turut.

Puncaknya hujan ekstrim berlangsung pada 17 Januari 2013. Insentitas curah hujan di Jakarta Selatan tercatat 170 mm, Jakarta Pusat 280 mm, dan Jakarta Utara 330 mm.

Imbasnya, sungai-sungai di ibu kota meluap. Sementara itu, kondisi Waduk Pluit begitu buruk sehingga tidak berfungsi maksimal menahan debit air. Kedalaman waduk tinggal 1-2 meter akibat sedimentasi, pendangkalan, dan tidak terurus.

Puncaknya adalah ketika pompa-pompa di Rumah Pompa Waduk Pluit tidak berfungsi akibat kurangnya perawatan. Imbasnya, ketinggian air di Waduk Pluit berada di angka plus 100 cm, sehingga air meluap.

Sejumlah kawasan vital seperti Pluit, Tanah Abang, Petojo, Cideng, Mangga Besar, terendam air selama beberapa hari, sehingga mengakibatkan aktivitas dan perekonomian warga lumpuh.

 

Ruang terbuka hijau di pinggir Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (6/2/2015). Ruang terbuka hijau menjadi salah satu penyeimbang dan oasis di tengah belantara gedung kota.KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Ruang terbuka hijau di pinggir Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (6/2/2015). Ruang terbuka hijau menjadi salah satu penyeimbang dan oasis di tengah belantara gedung kota.

5. Pemindahan warga 

Setelah musibah tersebut, Jokowi yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta mengambil langkah normalisasi Waduk Pluit. Selain itu, ribuan warga yang menghuni bantaran waduk dipindahkan ke sejumlah rumah susun (rusun).

Awalnya, warga menolak untuk relokasi ke rusun. Namun, setelah dilakukan pendekatan sejumlah warga mau menghuni rusun dan meninggalkan bantaran waduk.

Baca juga:

6. Normalisasi Waduk Pluit 

Petugas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeruk sedimen lumpur dan sampah di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Rabu (12/6/2019). KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeruk sedimen lumpur dan sampah di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Rabu (12/6/2019).

Selain merelokasi warga, pemerintah melakukan normalisasi Waduk Pluit dengan mengeruk lumpur yang menyebabkan pendangkalan. Alhasil, kedalaman Waduk Pluit berhasil bertambah menjadi 3 – 5 meter.

7. Ada taman rekreasi 

Suasana Taman Kota Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara yang dimanfaatkan warga untuk bersantai sambil ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa.KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari Suasana Taman Kota Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara yang dimanfaatkan warga untuk bersantai sambil ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa.

Saat ini, kawasan Waduk Pluit semakin dipercantik dengan keberadaan Taman Kota Waduk Pluit. Taman ini memiliki pemandangan Waduk Pluit dengan panorama gedung bertingkat dari kejauhan.

Ada sejumlah pohon rindang serta rumput hijau di Taman Kota Waduk Pluit ini. Selain itu, ada lintasan jogging dan fasilitas olahraga yang dapat digunakan warga.

Taman Kota Waduk Pluit terletak di Jalan Pluit Timur Raya, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Jika kamu ingin berkunjung, bisa naik bus Transjakarta dan turun di Halte Pluit, kemudian jalan ke arah timur sekitar 500 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

7 Wisata Sejuk di Yogyakarta, Pas Dikunjungi Saat Panas

Jalan Jalan
5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

5 Desa Wisata Penyangga Borobudur Highland di Purworejo Dapat Pelatihan dan Pendampingan

Travel Update
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Raya Cibodas

Travel Update
Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Hidden Gem di Batam, Wisata Sambil Olahraga ke Golf Island

Jalan Jalan
Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Lokasi, Cara Beli, dan Tiket Masuk Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

KAI Tambah 4 Perjalanan Kereta Api pada 12-31 Mei 2024

Travel Update
Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Planetarium Jagad Raya Tenggarong di Kaltim: Lokasi dan Tiket Masuk

Travel Update
5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

5 Hotel Dekat Bandara Internasional Juanda Surabaya

Hotel Story
Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Tiket.com Beri Promo ke Singapura, Ada Diskon hingga 30 Persen

Travel Update
Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Naik, Ratusan Pendaki Gagal Gapai Atap Jawa Tengah

Travel Update
Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Rute ke Gereja Ayam Bukit Rhema, Cuma 10 Menit dari Candi Borobudur

Travel Tips
Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com