1. Lihat koleksi
Koleksi yang dipajang di museum erat kaitanya dengan pribadi MH Thamrin semasa hidup hingga kematiannya.
Beberapa koleksi yang bisa ditemui seperti dua buah radio Philips, lemari, meja rias, meja dan kursi tamu, serta juga ada meja yang digunakan untuk meletakkan jenazah MH Thamrin.
2. Belajar sejarah
Nama MH Thamrin sudah tidak asing di telinga, khususnya bagi masyarakat Jakarta, karena nama MH Thamrin digunakan sebagai nama salah satu kawasan di Jakarta.
Meskipun begitu, sejarah mengenai sosok dan peran penting MH Thamrin dalam memperjuangan kemerdekaan Indonesia masih belum sepenuhnya diketahui oleh banyak orang.
Maka dari itu, di Museum MH Thamrin pengunjung akan mempelajari lebi lanjut mengenai pribadi MH Thamrin semasa hidup hingga ia tutup usia.
Baca juga: Museum Multatuli Rangkasbitung, Museum Anti Kolonialisme Pertama di Indonesia
3. Nonton di ruang audio visual
Selain menyajikan informasi dalam bentuk visual, Museum MH Thamrin juga menyajikn informasi dalam bentuk audi visual.
"Ada tayangan mengenai sosok MH Thamrin di ruang audio visual. Siapapun boleh masuk," kata Dede.
Bia tertarik melihat tayangan mengenai MH Thamrin, pengunjung bisa melapor kepada petugas dan meminta bantuan untuk diberi akses masuk ke ruang audio visual.
4. Foto di replika teras rumah suku Betawi
Di dalam Museum Mh Thamrin terdapat replika teras rumah yang identik dengan rumah adat Betawi. Kata Dede, replika teras rumah ini memang sengaja dibuat untuk spot foto.
"Ini teras rumah Betawi, pegunjung bisa foto-foto di sini," katanya.
Layaknya rumah suku Betawi, di spot ini terdapat replika dinding rumah dari kayu, lengkap dengan jendela dan foto yang dipajang di dinding rumah.
Baca juga: Itinerary ala Kaisar Jepang di Jakarta-Bogor, Kunjungi Kebun Raya dan Monas
Dede mengatakan ada aturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung saat datang ke Museum MH Thamrin.
"Pengunjung tidak boleh bawa makanan dan minuman ke dalam museum," katanya.
Selain itu, pengunjung juga tidak diperbolehkan menyentuh koleksi yang ada di dalam museum.
Pengunjung museum boleh memotret di dalam museum. Akan tetapi, bila pengunjung ingin merekam video, perlu melapor kepada petugas terlebih dahulu.
"Kalau rekam video, kita (petugas) harus tahu dulu tujuannya apa. Takutnya di dalam video tersebut pengunjung salah menyampaikan informasi mengenai museum yang diunggah ke media sosial," pungkas Dede
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.