Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Move On Anti Galau, Ini 10 Aktivitas Seru di Museum Patah Hati

Kompas.com - 06/07/2023, 17:00 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mahakax bersama Creativeintel dan Haluu menghadirkan sebuah instalasi yang membantu seseorang untuk mengobati patah hati dengan cara yang lebih menyenangkan.

"Kite menghadirkan instalasi yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga meninggalkan makna kepada pengunjung," kata Chief Creative Officer (CCO) Mahaka, Ishak Reza kepada Kompas.com di lokasi, Rabu (5/7/2023).

Baca juga:

Museum Patah Hati berlokasi di Chillax Sudirman, tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman Nomor Kav 23, Kuningan, Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.

Jila hendak datang mampir, berikut beberapa aktivitas di Museum Patah Hati yang bisa dilakukan untuk mengobati luka hati.

 

Aktivitas di Museum Patah Hati Chillax

1. Angkat beban, dapat emas

Pengunjung sedang mencoba mengeluarkan potongan hati dari kotak kaca.KOMPAS.com / Suci Wulandari Putri Pengunjung sedang mencoba mengeluarkan potongan hati dari kotak kaca.

Di dekat spot "Sepanjang Jalan Kenangan" alias rak berisi barang mantan, terdapat sebuah kotak kaca berisi potongan hati.

Bukan sembarang potongan hati, melainkan potongan hati yang ditaruh di dalam kotak kaca ini terbuat dari besi sehingga terasa berat ketika diangkat.

Reza mengatakan, potongan besi berbentuk hati di dalam kontak ini filosofinya sama dengan hati seseorang yang masih tertahan pada masa lalunya. 

Tugas pengunjung yaitu mengeluarkan potongan hati tersebut dari kotak kaca melalui celah kecil yang hanya bisa dimasuki oleh satu tangan saja.

Aturannya, setiap pengunjung diberi kesempatan mengeluarkan potongan hati dengan durasi waktu maksimal satu menit. 

"Mengeluarkan potongan hati ini hanya boleh dengan satu tangan saja," kata Reza.

Pengunjung yang berhasil mengeluarkan potongan hati dari dalam kotak kaca dimaknai berhasil mengambil hati sang pujaan hati yang masih tertinggal di masa lalunya.

Tidak hanya itu, pengunjung yang berhasil juga akan mendapatkan kepingan emas dari petugas nantinya.

Cara ini cukup menyenangkan dilakukan. Selain bisa meluapkan emosi diri, kamu juga bisa mendapatkan emas.

2. Masuk Pojok Curhat

Pojok curhat di Museum Patah Hati.KOMPAS.com / Suci Wulandari Putri Pojok curhat di Museum Patah Hati.

Butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesah soal patah hatimu? Curhat di dalam Pojok Curhat yang ada di Museum Patah Hati adalah solusinya. 

Pojok Curhat ini berada persis di sebelah rak barang mantan. Di tempat ini, pengunjung bisa masuk dan curhat di telepon yang sudah disediakan.

Aktivitas ini layaknya sedang curhat kepada seseorang melalui telepon. Nantinya telepon terdengar seolah tersambung dengan seseorang yang mengatakan siap menjadi teman curhatmu.

Tidak perlu khawatir curhatanmu didengar oleh pengunjung lain, karena ruangan telefon ini kedap suara dan hanya kamu yang bisa mendengar suaramu.

3. Pukul samsak

Samsak di ruang Broken Heart, Museum Patah Hati.KOMPAS.com / Suci Wulandari Putri Samsak di ruang Broken Heart, Museum Patah Hati.

Kesal karena patah hati bisa dilampiaskan di Museum Patah Hati, seperti memukul samsak yang tergantung di ruang Broken Heart.

Samsak yang disediakan pun cukup kuat menahan serangan pengunjung, meskipun kuat dan bertubi-tubi. 

Supaya lebih menghayati rasa kesal, pengunjung juga bisa memakai sarung tinju yang disediakan oleh petugas.

Sebagai salah satu cara mengungkapkan rasa sakit, di ruang Broken Heart ini pengunjung juga harus berteriak sembari mengucapkan "Sakit Banget, Kak!" agar pintu ruangan berikutnya terbuka.

Baca juga: 10 Spot Foto Instagramable di Museum Patah Hati di Chillax

4. Dengarkan lagu galau

Ruang audio mendengar lagu galau di Museum Patah Hati.KOMPAS.com/ Suci Wulandari Putri Ruang audio mendengar lagu galau di Museum Patah Hati.

Tidak dapat dipungkiri bahwa mendengarkan lagu sedih atau lagu galau adalah salah satu pelarian paling umum yang biasa dilakukan oleh seseorang yang baru saja patah hati.

Di salah satu Labirin Friendzone, ada ruangan khusus untuk mendengarkan lagu galau. Kapasitas ruangan ini hanya muat untuk tiga orang, jadi kamu perlu antre untuk masuk.

Akan ada headphone yang menggantung di ruangan, pengunjung cukup memakai headphone dan menghayati lagu galau sembari merenungi hati yang tersakiti.

Baca juga: 6 Tips ke Museum Patah Hati, Jangan Malu Minta Bantuan Petugas

5. Nyalakan lampu cinta

Menyelakan lampu cinta di ruangan Cinta Bertepuk Sebelah TanganKOMPAS.com / Suci Wulandari Putri Menyelakan lampu cinta di ruangan Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Patah hati terjadi saat perasaan seseorang tidak terbalas oleh hati yang dituju. Konsep inilah yang kemudian diangkat Museum Patah Hati di ruang "Cinta Bertepuk Sebelah Tangan".

Ketika masuk ruangan, pengunjung akan disambut dengan ruangan yang gelap. Ruangan tersebut akan terang oleh lampu saat pengunjung menekan tombol di tengah ruangan.

Seluruh lampu di dalam ruangan akan menyala, kecuali lampu bentuk hati berukuran besar.

Lampu berbentuk hati ini tidak akan menyala sekuat apa pun pengunjung berusaha menekan tombol. 

"Lampu hatinya tidak akan menyala, karena konsepnya cinta bertepuk sebelah tangan," kata Reza. 

Reza mengatakan, ruangan ini hadir untuk kembali mengingatkan seseorang bahwa patah hati terjadi ketika cinta hanya datang dari satu pihak saja.

Terdengar sedih dan menyakitkan, akan tetapi filosofi tersebut nantinya akan berhubungan dengan ruangan berikutnya.

Baca juga: 5 Aturan di Museum Patah Hati: Putar Balik Dianggap Gagal Move On

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com