Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Flare Tidak Boleh Dibawa ke Gunung? Ini Aturannya

Kompas.com - 08/09/2023, 16:55 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebakaran terjadi di Bukit Teletubbies di kawasan wisata Gunung Bromo, Jawa Timur, pada Rabu (6/9/2023) sehingga membuat area ini ditutup untuk umum sampai waktu yang belum ditentukan. 

Penyebabnya bukan faktor alam, melainkan ulah pengunjung yang tengah melakukan pemotretan pre-wedding menggunakan flare atau suar.

Baca juga:

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Septi Eka Wardhani mengatakan, membawa flare ke gunung dianggap merusak dan berpotensi membahayakan akibat risiko yang ditimbulkan. 

"Dalam undang-undang disebutkan tidak boleh melakukan kegiatan yang merusak kawasan konservasi, baik ekosistem maupun mengganggu tumbuhan dan satwa," kata Septi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/9/2023). 

Meski tidak ditulis secara detail dan terang-terangan, flare bisa termasuk ke dalam kategori "bahan peledak" yang dilarang dibawa ke kawasan TNBTS. 

"Pada dasarnya, semua hal yang berpotensi merusak atau mengganggu hal-hal tersebut (ekosistem, tumbuhan, satwa) tadi tidak diperbolehkan," imbuh Septi.

Baca juga: Wisata Bromo Tutup Lagi 6 September, Kebakaran di Bukit Teletubbies

Flare masuk dalam larangan 

Seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) berada di sekitar Pos Jemplang, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (7/9/2023). Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menutup total aktivitas wisata dari semua pintu masuk menuju kawasan Gunung Bromo, penutupan tersebut dilakukan untuk kelancaran proses pemadaman dan keamanan pengunjung akibat kebakaran yang terjadi di Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Telletubies pada Rabu (6/9). ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya Seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) berada di sekitar Pos Jemplang, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (7/9/2023). Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menutup total aktivitas wisata dari semua pintu masuk menuju kawasan Gunung Bromo, penutupan tersebut dilakukan untuk kelancaran proses pemadaman dan keamanan pengunjung akibat kebakaran yang terjadi di Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Telletubies pada Rabu (6/9).

Adapun aturan atau tata tertib mengenai kegiatan atau hal apa saja yang tidak diizinkan dilakukan di kawasan TNBTS sudah tertulis di media sosial dan situs resmi mereka. 

Dikutip dari situs resmi TNBTS, Jumat (8/9/2023), setiap pengunjung yang memasuki kawasan TNBTS dilarang melakukan hal berikut:

  1. Mengambil, memetik, memotong tumbuhan dan atau bagian-bagiannya serta benda-benda lainnya
  2. Menangkap melukai dan atau membunuh satwa yang ada dalam kawasan
  3. Membawa binatang ke dalam maupun keluar kawasan
  4. Membawa minuman keras atau beralkohol
  5. Membawa obat-obatan terlarang seperti putau, heroin, ganja dan sejenisnya
  6. Membawa alat musik dan alat bunyi-bunyian lainnya
  7. Membawa alat elektronik seperti radio komunikasi (Handy Talky), radio tape, dan sebagainya, kecuali jam tangan
  8. Membawa senjata api, senapan angin, bahan peledak, dan senjata tajam lainnnya
  9. Membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk berburu seperti senjata api senapan, panah dan lain-lain
  10. Membawa bahan detergen dan bahan pencemaran lainnya yang membahayakan bagi lingkungan
  11. Membawa berbagai jenis cat termasuk cat semprot dan jenis pewarna lainnya
  12. Melakukan vandalisme perusakan fasilitas wisata dan tempel menempel pada kawasan.
  13. Membuang sampah dalam kawasan dan tidak membawa turun kembali sampah bawaannya
  14. Membuat api unggun dan atau perapian di dalam kawasan yang dapat menimbulkankebakaran hutan
  15. Melakukan perbuatan asusila

Baca juga: Kawasan Wisata Bromo Buka Kembali Seusai Kebakaran Hutan

Luapan kegembiraan ribuan warga atas kemenangan Timnas Indonesia atas Thailand dengan skor akhir 5-2 menggema di Balai Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Selasa (16/5/2023).KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Luapan kegembiraan ribuan warga atas kemenangan Timnas Indonesia atas Thailand dengan skor akhir 5-2 menggema di Balai Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Selasa (16/5/2023).

Flare berisiko sebabkan kebakaran

Lantas, apa benar flare berbahaya dan bisa menyebabkan Bukit Teletubbies di Gunung Bromo atau area gunung lainnya terbakar?

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (8/9/2023), flare atau suar adalah salah satu bentuk piroteknik yang menghasilkan cahaya sangat terang atau panas tinggi tanpa menghasilkan ledakan.

Awalnya flare biasa digunakan dalam kegiatan militer, misalnya saat perang. Sering juga digunakan nelayan di laut sebagai penerangan navigasi, tanda darurat, atau saat butuh pertolongan.

Namun, saat ini flare kerap digunakan untuk penerangan dan dukungan suporter sepak bola di stadion. 

Sebagai sebuah piroteknik dalam pembuatan kembang api atau petasan, artinya barang ini termasuk dalam sumber api yang berisiko jika terkena tanaman kering di gunung yang mudah terbakar. 

Baca juga:

Ilustrasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Sebelumnya dilaporkan, kebakaran terjadi di Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur. Akibat kebakaran tersebut, aktivitas wisata di kawasan Gunung Bromo ditutup sejak Rabu (6/9/2023) pukul 22.00 WIB, sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.

Septi mengatakan, kebakaran hutan yang terjadi sejak Rabu (6/9/2023) siang diduga dipicu oleh flare yang dibawa oleh oknum wisatawan saat melakukan sesi foto pre-wedding di sabana Bukit Teletubbies.

"Diduga letupan apinya mengenai semak-semak lalu menjalari lahan," tutur dia. 

Dalam kasus di Bukit Teletubbies, ada kemungkinan percikan api dari flare yang dibakar selama pre-wedding telah membakar rumput atau tanaman kering akibat musim kemarau di Indonesia. 

Adapun saat itu suar tidak dapat dipadamkan sampai api benar-benar mati sehingga akhirnya berisiko kebakaran.

"Saat sesi pemotretan, empat biji flare berhasil dinyalakan, sedangkan satu flare gagal. Satu flare yang gagal dinyalakan lalu meletup. Letupan itu lah yang membuat Padang Savana seluas 50 hektar terbakar," kata Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana, dikutip dari Kompas.com, Kamis (7/9/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com