KOMPAS.com - Jelang perayaan Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober, tidak ada salahnya kamu melakukan tapak tilas ke lokasi perumusan Sumpah Pemuda di Museum Sumpah Pemuda.
Lokasinya ada di Jalan Kramat Raya Nomor 106 RT 2/ RW 9, Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Jaraknya sekitar 2,3 kilometer jika berangkat dari Stasiun Pasar Senen.
"Bangunan Museum Sumpah Pemuda ini bisa dikatakan 99 persen masih asli," kata pemandu Museum Sumpah Pemuda, Fathul kepada Kompas.com di lokasi, Rabu (25/10/2023).
Baca juga: Apakah Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023 Termasuk Libur Nasional?
Jika terdapat kerusakan pada bagian gedung, kata Fathul, proses perbaikan akan sulit dilakukan karena material bangunan museum dan material yang tersedia saat ini berbeda.
"Kalau dilakukan perbaikan, dia (material bangunan) akan menolak material baru karena bangunan aslinya tidak mengenal semen, hanya mengenal pasir, kapur, dan tumpukan bata merah," katanya.
Kendati demikian, kondisi bangunan museum saat ini masih tampak kokoh dan terawat dengan baik meskipun sudah berumur lebih dari 100 tahun.
Apabila tertarik untuk datang ke Museum Sumpah Pemuda, simak panduan cara berkunjung berikut:
1. Beli tiket
Sebelum masuk ke dalam ruangan Museum Sumpah Pemuda, pengunjung wajib membeli tiket masuk di lokasi terlebih dahulu. Loket tiket berada di sebelah kiri jika datang dari gerbang museum.
Tarif tiket masuk museum dibanderol mulai dari Rp 1.000 untuk anak-anak, mulai dari Rp 2.000 untuk dewasa, dan mulai dari Rp 10.000 untuk turis asing.
Baca juga: Museum Sumpah Pemuda: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket
Transaksi di sini masih melayani sistem tunai, maka dari itu sebaiknya siapkan uang tunai sebelum datang berkunjung.
2. Langsung masuk museum
Setelah membeli tiket, selanjutnya pengunjung bisa langsung masuk ke dalam ruangan museum.
Jika diperlukan, pengunjung juga bisa meminta bantuan kepada pemandu museum untuk diceritakan mengenai sejarah museum.
3. Disarankan ikuti alur
Kunjungan ke Museum Sumpah Pemudah disarankan sebaiknya mengikuti alur yang disediakan petugas museum.
Pertama, bisa dimulai dari ruangan pengenalan, kemudian lanjut ke ruangan organisasi para pemuda, ruangan kongres, dan diorama kongres.
Baca juga: Mengenal Tempat Lahirnya Sumpah Pemuda di Jakarta yang Dulunya Kos-kosan
Di bagian belakang museum terdapat ruangan diorama keluarga Sie Kong Lian, sang pemilik gedung Museum Sumpah Pemuda. Lalu ada ruangan yang menjelaskan mengenai indekos di Kramat 106, yaitu tempat tinggal pelajar Stovia dan pelajar Hukum pada masa itu.
Setelah itu pengunjung bisa pindah ke tiga ruangan terakhir, yaitu ruangan Indonesia Raya atau bisa juga disebut ruangan WR. Supratman, ruangan pramuka, dan ruangan interaktif.
Tidak perlu buru-buru untuk berpindah ke ruangan selanjutnya karena di beberapa ruangan punya fasilitas pendukung guna menyampaikan informasi kepada pengunjung.
Seperti halnya di ruangan WR. Supratman, terdapat fasilitas berupa layar interaktif yang berisi beberapa daftar lagu kebangsaan.
Pengunjung bisa mendengarkan lagu tersebut menggunakan headphone yang telah disediakan. Tidak hanya itu, di ruangan interaktif juga terdapat fasilitas rekam video secara mandiri.
Baca juga: Cara ke Museum Sumpah Pemuda Naik KRL dan Transjakarta
"Di sini pengunjung menyampaikan aspirasi dan harapannya melalui sebuah rekaman video. Video ini nantinya akan menjadi arsip museum," kata Fathul.
Ruangan interaktif ialah ruang terakhir di Museum Sumpah Pemuda. Apabila informasi yang diperoleh masih belum lengkap, pengunjung juga diperbolehkan kembali ke ruangan sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.