Di tengah hamparan kebun teh, wisatawan juga bisa menjumpai goa, yakni Goa Jepang. Sesuai namanya, goa buatan sedalam 800 meter ini, dibuat pada masa penjajahan Jepang sekitar 1942.
Suroso menuturkan, Goa Jepang dulunya berfungsi untuk penyimpanan bahan makanan tentara Jepang dan lokasi menyusun strategi. Namun, Goa Jepang juga menyimpan cerita kelam lantaran menjadi saksi kekejaman kerja romusha.
“Kami memasang ornamen patung, yang menggambarkan kerja romusha, pembantaian, dan penembakan masyarakat sekitar,” katanya.
Saat menjelajahi Goa Jepang, wisatawan akan ditemani seorang pemandu. Sebab, goa ini memiliki sejumlah pintu tembus yang mengarah ke jurang.
Oleh sebab itu, pengelola memutuskan untuk menutup sejumlah pintu tembus yang menyerupai labirin tersebut, sehingga wisatawan hanya bisa masuk dan keluar melalui satu pintu.
“Seandainya tidak pakai pemandu, wisatawan harus mengikuti arah lampu di dalam Goa Jepang. Jadi, tidak bakal tersesat karena lampu itu kami sekaligus jadikan pemandu arah bagi wisatawan,” jelas Suroso.
Wisatawan yang berkunjung ke kebun teh Kaligua sebaiknya tidak melewatkan untuk menikmati kesegaran air di tuk bening. Suroso menjelaskan, tuk bening adalah mata air alami yang sangat segar dan jernih.
“Asal usul nama Kaligua juga diambil dari tuk bening, karena sumber air itu muncul dari dalam goa, jadi nama Kaligua diambil dari situ,” jelasnya.
Air di tuk bening ini dipercaya memiliki sejumlah manfaat yakni dapat menyembuhkan penyakit kulit dan membuat awet muda. Selain itu, air di tuk bening seluas 1.200 meter persegi itu, digunakan sebagai sumber air mineral oleh masyarakat sekitar.
Baca juga:
Terdapat jembatan kayu yang berada di atas hamparan kebun teh Kaligua, yakni Jembatan Ceria. Lokasi ini menjadi salah satu spot foto favorit wisatawan karena menyajikan pemandangan yang Instagramable dengan latar belakang kebun teh.
Jembatan kayu tersebut memiliki beberapa cabang yang akan mengantarkan wisatawan berkeliling area kebun teh. Terdapat sejumlah gazebo di antara jembatan kayu tersebut yang bisa menjadi tempat peristirahatan pengunjung selagi mengelilingi kebun teh.
Jika ingin menjajal Jembatan Ceria, Suroso menuturkan, pengunjung harus membeli tiket terpisah seharga Rp 5.000 per orang.
Wisata Agro Kaligua juga menawarkan wisata edukasi yakni pabrik pembuatan teh. Suroso menuturkan, pabrik teh ini merupakan peninggalan Belanda yang masih beroperasi hingga saat ini.
“Pabrik teh ini adalah wisata sejarah peninggalan Belanda, dibuat pertama kali pada 1832 kemudian direnovasi pada 1971. Masih ada mesin turbin penghasil listrik dari aliran air peninggalan Belanda termasuk juga pipa airnya,” ujarnya.
Meskipun berusia ratusan tahun, pabrik teh ini masih aktif beroperasi. Bahkan, produk teh dari pabrik teh Kaligua ini berhasil menembus pasar ekspor ke Belanda, China, dan Australia.
Untuk melihat proses pembuatan teh di pabrik, wisatawan juga harus membeli tiket terpisah seharga Rp 10.000 per orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.