Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Bunga Amarilis di Gunungkidul, Upaya Selamatkan Tanaman Hama

Kompas.com - 27/11/2023, 18:06 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com – Jika sedang berkendara di jalan utama Yogyakarta-Wonosari akhir November-awal Desember 2023 ini, maka akan terlihat hamparan luas bunga berwarna oranye. 

Lokasinya tepatnya sebelum Jembatan Pentung di Kepanewon atau Kecamatan Patuk, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Itulah Taman Bunga Amarilis. Salah satunya adalah milik seorang warga bernama Sukadi yang sudah mulai menanam bunga amarilis sejak tahun 2002.

Baca juga: 5 Tips Berkunjung ke Taman Bunga Amarilis di Gunungkidul, Pastikan Saat Mekar

Wisatawan yang ingin berkunjung, tinggal memarkirkan kendaraan di pinggir jalan dan masuk ke taman dengan tarif Rp 10.000. 

Taman Bunga Amarilis di Gunungkidul ini bisa dikunjungi wisatawan sejak pagi sampai magrib. Tahun 2023 ini, diperkirakan bunga amarilis akan mekar sampai awal Desember 2023.

Upaya selamatkan tanaman hama

Pemilik Taman Bunga Amarilis bernama Sukadi mengatakan, dirinya tidak berencana untuk membangun tempat wisata taman bunga, melainkan untuk menyelamatkan tanaman amarilis.

“Dulu amarilis ada banyak sekali di Gunungkidul, tapi kemudian dimusnahkan secara masif oleh para petani,” kata dia kepada Kompas.com, Minggu (26/11/2023).

Baca juga: Jam Buka dan Harga Tiket Taman Bunga Amarilis yang Mekar di Gunungkidul

Sebelum kini dikenal sebagai bunga yang indah, dulu tanaman amarilis dianggap hama bagi para petani.

Itu karena keberadaannya akan menyerap nutrisi tanaman pertanian, sehingga merugikan petani.

Taman Bunga Amarilis milik Sukadi di Gunungkidul, Minggu (26/11/2023).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Taman Bunga Amarilis milik Sukadi di Gunungkidul, Minggu (26/11/2023).

“Karena dimusnahkan secara masif, khawatirnya tanaman amarilis akan punah,” sambung Sukadi.

Oleh karena itu sejak 2002, ia mulai menyelamatkan tanaman amarilis dengan menanamnya di sekitar rumah.

Mulai dikenal wisatawan

Pada tahun 2015, ia sudah menanam ratusan ribu bunga amarilis di sekitar rumahnya yang mekar serentak.

Hamparan bunga amarilis berwarna oranye itu pun menarik wisatawan yang melintasi jalan utama Yogyakarta-Wonosari dan makin banyak dikunjungi orang saat viral di media sosial.

Baca juga: Jadwal Bunga Amarilis di Gunungkidul Mekar, Hanya Singkat

Sayangnya, banyaknya wisatawan saat itu membuat taman bunganya rusak. Itu karena wisatawan menginjak bunga saat hendak berfoto.

Sejak itu, pihaknya membuat jalan setapak di antara bunga amarilis, sehingga wisatawan bisa berfoto di antara bunga tanpa menginjaknya.

Taman Bunga Amarilis milik Sukadi di Gunungkidul, Minggu (26/11/2023).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Taman Bunga Amarilis milik Sukadi di Gunungkidul, Minggu (26/11/2023).

“Sampai sekarang saya tidak ada niat membuat tempat wisata. Tapi kalau orang ingin datang ke taman bunga, ya silakan,” ujar Sukadi.

Ia melanjutkan, tarif yang dibayarkan wisatawan digunakan untuk perawatan taman bunga, seperti menjaga kebersihan dan menyirami.

Baca juga: Rute ke Taman Bunga Amarilis Gunungkidul, Searah ke Pantai

Sukadi mengaku, ada banyak investor yang ingin berinvestasi dan menjadikan taman bunganya sebagai tempat wisata. 

Namun, ia menolaknya karena ingin bertahan dengan konsep awal, yakni pelestarian tanaman amarilis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com