KOMPAS.com - Berlibur identik dengan kegiatan menyenangkan. Waktu liburan biasanya dipilih untuk healing atau bebas dari aktivitas sehari-hari.
Namun, alih-alih menghilangkan stres, berlibur justru bisa memicu stres.
Baca juga: Awas Terjebak Stres Pasca-liburan, Ini 7 Cara Mengatasinya
Hal itu diucapkan oleh pengamat pariwisata sekaligus Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Bali, I Gede Pitana.
"Liburan itu bisa membuat stres kalau kita tidak prepare (siap-siap)," kata Pitana ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (16/2/2024).
Preparation atau persiapan yang tidak maksimal menjadi pemicu terbesar munculnya stres saat berlibur. Misalnya, tidak menyiapkan tempat menginap, tempat wisata yang ingin dituju, atau akomodasi yang digunakan.
"Belum tentu dapat hotel yang murah dan bagus. Belum tentu dapat mobil bagus dengan harga murah. Belum tentu ke mana-mana gratis saat berlibur," tutur Pitana.
Butuh persiapan untuk mencari tempat mana saja yang akan dikunjungi selama berlibur, melalui informasi yang tersedia.
Baik informasi via akun resmi destinasi atau tempat wisata, maupun informasi dari situs berita dan pemerintahan.
Hal ini masuk dalam tourist education alias pendidikan untuk calon wisatawan, yang menurut Pitana, dibutuhkan oleh semua orang yang ingin berlibur.
Baca juga:
View this post on Instagram
Pitana menekankan, stres saat berlibur bisa dipicu oleh ekspetasi tinggi yang ternyata, pada kenyataannya, berbeda dengan harapan.
Misalnya, pergi ke Singapura tanpa mempelajari budaya setempat. Hal ini karena banyak larangan yang tidak umum di Indonesia.
Alhasil, wisatawan merasa tak nyaman, bahkan harus mengeluarkan uang untuk membayar denda akibat melanggar aturan.
"Kalau informasinya jelas dan sudah tahu Singapura seperti itu, tidak akan berekspetasi yang lain (tidak sesuai realitas)," ujar Pitana.
Carilah informasi yang sesuai dengan kondisi di tempat tersebut. Saran Pitana, sebaiknya buka situs resmi pemerintahan, lalu ulik destinasi atau tempat wisata yang dituju.
Hindari informasi dari iklan, terutama promosi berlebihan, untuk mencegah kekecewaan yang mungkin timbul akibat promosi tersebut.
"Kekecewaan dan stres itu letaknya di pikiran. Kalau kita sudah siap dengan hal-hal yang diterima, ya enggak stress, pasti enjoy," pungkas dia.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram