Bersama para pemuda Pokdarwis Sirantiah, saya diajak menyusuri jalan setapak menuju tempat budi daya madu lebah galo-galo. Tempatnya tidak terlalu besar, dan lokasinya sedikit menjorok ke area hutan.
Budidaya madu lebah galo-galo ditempatkan di sebuah kotak kayu yang diletakkan di atas potongan pohon kelapa. Setiap kotak ditutup rapat menggunakan kayu yang dilapisi plastik.
Kala kotak sarang madu dibuka, lebah galo-galo mulai beterbangan, mengerubungi siapa pun yang datang mendekat.
Usai menyesuaikan diri dengan keberadaan lebah, saya mulai mencicipi madu lebah galo-galo menggunakan sedotan. Rasanya cukup manis dengan tambahan rasa asam.
Setelah itu saya ikut melihat proses panen madu lebah galo-galo menggunakan cara tradisional, hanya bermodal alat penyedot sederhana dan botol untuk menampung madu lebah yang dipanen.
Baca juga: Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang
Sekilas kegiatan panen madu lebah ini tampak sederhana, tapi ini menurut saya cukup sulit.
Pasalnya, orang yang memanen madu harus tetap tenang dan tidak panik meski dikerubungi lebah supaya lebah tidak menyengat.
Usai dipanen, madu kemudian disaring dan dimasukkan ke dalam botol ukuran 100 mililiter untuk dikemas dan dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Masih ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan di Desa Wisata Koto Kaciak jika punya waktu tinggal lebih lama, seperti melihat proses menjahit celana gadebong, atau berburu kuliner di Nagari Koto Kaciak.
Sayangnya, saat berkunjung, saya hanya bisa mencoba satu aktivitas wisata. Sepertinya jika diberi kesempatan untuk kembali berkunjung, saya juga ingin berkeliling kawasan Desa Wisata Koto Kaciak menggunakan becak.
Sahabat Kompas.com, tertarik untuk berkunjung?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram